kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ruhut: Ada yang mau adu domba SBY dan Jokowi


Jumat, 19 Desember 2014 / 16:22 WIB
Ruhut: Ada yang mau adu domba SBY dan Jokowi
ILUSTRASI. Pesawat Airbus A330-900 Neo maskapai Garuda Indonesia dengan livery terbaru bertema ?The Beauty of Kembara Angkasa?.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyesalkan pernyataan yang mengambinghitamkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atas terpuruknya nilai saat ini. Dia menduga, ada yang ingin mengadu domba SBY dengan Presiden Joko Widodo.

"Yang menyalahkan Pak SBY ini pasti pihak ketiga yang mau mengadu domba. Dia mau merusak hubungan baik Pak SBY dengan Jokowi," kata Ruhut kepada Kompas.com, Jumat (19/12).

Akan tetapi, Ruhut yakin bahwa upaya ini tak akan berhasil. Menurut dia, Jokowi dan SBY merupakan dua tokoh yang memiliki hubungan baik dan tidak mudah terpancing.

"Mereka biar enak gebukin Pak Jokowi, jadi pakai Pak SBY. Tapi tidak mungkin berhasillah," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mengikuti perkembangan situasi di Tanah Air, termasuk soal gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah belakangan ini. Ia mengaku juga mengamati komentar publik, termasuk jajaran pemerintah terkait masalah ini. Dalam pengamatannya, SBY merasa dijadikan "kambing hitam" atas situasi ekonomi saat ini, terutama oleh pembantu Presiden Joko Widodo.

Terkait tudingan tersebut, SBY meminta kepada orang-orang yang bekerja dalam 10 tahun pemerintahannya untuk bersabar. Ia meminta mereka tidak ikut melontarkan tudingan.

Pada Senin (15/12) lalu, Sofyan menilai, terpuruknya rupiah saat ini tak terlepas dari pengaruh kebijakan pemerintah masa lalu. Sofyan mengatakan, tak banyak yang bisa dilakukan pemerintah saat ini untuk mengembalikan nilai tukar rupiah. Apalagi, pada akhir tahun, biasanya perusahaan-perusahaan menukarkan dollar yang dimiliki untuk membayar utang. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×