kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.149   51,00   0,31%
  • IDX 7.068   84,02   1,20%
  • KOMPAS100 1.055   14,87   1,43%
  • LQ45 830   12,78   1,56%
  • ISSI 214   1,72   0,81%
  • IDX30 423   6,78   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,73   1,54%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,57   0,46%
  • IDXQ30 141   1,92   1,38%

RFId belum berfungsi batasi konsumsi BBM subsidi


Kamis, 05 Desember 2013 / 14:23 WIB
RFId belum berfungsi batasi konsumsi BBM subsidi
ILUSTRASI. Gedung BEI. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Vice President Fuel Retail PT Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar menegaskan, radio frequency identification (RFID) sementara ini hanya memonitor konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Iskandar mengatakan, sampai hari ini pemerintah belum memprogramkan pengendalian atau pembatasan konsumsi BBM subsidi. Ia pun mengklarifikasi isu yang menyebutkan konsumsi BBM subsidi dibatasi dengan adanya RFID.

"Pemerintah belum memprogramkan pengendalian atau pembatasan. Baru yang keluar itu kan Permen ESDM No 1/2013 untuk pembatasan mobil dinas," kata dia ditemui dalam sosialisasi RFID di kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Kamis (5/12).

Dalam sosialisasi tersebut, secara simbolis dilakukan pemasangan RFID pada mobil Menteri BUMN Dahlan Iskan. Iskandar mengatakan, pemasangan RFID ini baru tahap monitoring.

Sistem ini lebih bertujuan untuk meminimalisasi penyalahgunaan BBM bersubsidi. Ia menyebut, penyelewengan solar jauh lebih besar dibanding penyelewengan premium. Selama ini PT Pertamina kecolongan penyelundupan solar, lantaran tidak mempunyai rekam data yang jelas terkait adanya penyalahgunaan solar.

"RFID ini untuk mengurangi penyimpangan. Kita kan enggak tahu penyalahgunaan berapa. Yang ditangkep sudah banyak. Dari yang ketangkep tangan ini saja yang bisa di record," jelasnya.

Sementara itu ketika ditanyakan ulang, kapan sistem ini efisien dalam mengendalikan BBM subsidi, Iskandar mengaku belum bisa memastikan kapan pemerintah mengeluarkan regulasi. Ia pun mengatakan, bahkan hingga target pemasangan RFID usai, yakni pada Juni 2014, sistem ini baru berfungsi untuk merekam konsumsi BBM saja.

"Belum tahu (tahap pengendalian). Itu kan PP kalau pembatasan itu. Tapi pemerintah belum rencanakan itu," pungkasnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×