Reporter: Martina Prianti | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Program revitalisasi pabrik pupuk yang dicanangkan pemerintah terus berjalan. Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menyatakan, pada Juli tahun ini pemerintah akan melakukan revitalisasi yang dimulai dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Pemerintah menyisihkan anggaran senilai US$ 800 juta untuk pabrik yang terletak di Bontang itu. "Kini sedang dalam progres," ujar Hidayat di kantor Menko Perekonomian, Selasa (16/2). Untuk menjamin pelaksanaan revitalisasi di Bontang, pemerintah memastikan ketersediaan gas sampai lima tahun mendatang. Pasokan gas langsung digarap oleh BP Migas bersama 17 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).
Untuk menjamin pelaksanaan revitalisasi pupuk, pemerintah juga menyiapkan rancangan Instruksi Presiden tentang Revitalisasi Pupuk sebagai landasan hukumnya. Kementerian Perindustrian memperkirakan, revitalisasi seluruh pabrik pupuk membutuhkan dana hingga Rp 47,1 triliun. Dengan investasi sebesar itu, diharapkan kapasitas produksi industri pupuk urea akan meningkat dari 8,05 juta ton menjadi 10,40 juta ton per tahun.
Selain investasi yang besar, dibutuhkan pula peningkatan pasokan gas bumi dari 793 MMSCFD menjadi 981 MMSCFD. Menko Perekonomian Hatta Rajasa sudah menegaskan pemerintah menjamin ketersediaan pasokan gas bumi dalam negeri, sampai dengan lima tahun ke depan. Hal ini sesuai dengan neraca gas bumi yang dimiliki Indonesia hingga 2015.
Hatta menegaskan ketersediaan bahan baku dan bahan bakar bagi pabrik pupuk nasional sangat vital. Karena itu, hasil dari eksplorasi gas di Indonesia akan lebih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News