kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.534.000   17.000   1,12%
  • USD/IDR 15.920   -50,00   -0,32%
  • IDX 7.465   11,46   0,15%
  • KOMPAS100 1.135   -0,58   -0,05%
  • LQ45 891   0,04   0,00%
  • ISSI 228   1,25   0,55%
  • IDX30 457   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 549   2,31   0,42%
  • IDX80 130   -0,08   -0,06%
  • IDXV30 133   -0,46   -0,35%
  • IDXQ30 151   0,43   0,29%

Pusat Plasma Nutfah Nasional Dukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia


Rabu, 11 Desember 2024 / 17:53 WIB
Pusat Plasma Nutfah Nasional Dukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia
ILUSTRASI. Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional di Kelurahan Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, telah dimulai dengan upacara groundbreaking pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Proyek yang mencakup area seluas 93,2 hektare ini bertujuan menjadi pusat pengelolaan sumber daya genetik yang komprehensif, mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. 

Baca Juga: Persemaian Bibit Skala Besar Siap Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pusat ini dirancang untuk menangani tiga tantangan utama: pertama, mengurangi risiko kepunahan, khususnya pada spesies ikonik yang terancam punah. 

Kedua, memulihkan dan mempertahankan keanekaragaman genetik, termasuk kemurnian genetik spesies. 

Ketiga, mengelola interaksi manusia-satwa liar mendukung harmoni antara manusia dan alam. 

Pusat ini memiliki berbagai manfaat strategis jangka panjang, mulai dari mendukung ketahanan pangan hingga menjadi sumber daya untuk riset ilmiah.

Selain itu, fasilitas ini diharapkan dapat membantu restorasi ekosistem, memulihkan spesies terancam punah, dan menyediakan bahan genetik untuk menghadapi tantangan pertanian di masa depan. 

Baca Juga: Duta Besar Norwegia Apresiasi Aksi Iklim Indonesia

Pusat Plasma Nutfah Nasional dibagi menjadi empat zona: 

- Zona A: Kawasan utama, mencakup Biobank, Seedbank, Hub Center, dan Kantor Pendukung. 

- Zona B: Perkampungan Tradisional. 

- Zona C: Kawasan Wisata Edukasi dan Rekreasi. 

- Zona D: Kawasan Pendukung Aktivitas Publik. 

Pembangunan ini melibatkan teknologi mutakhir seperti Assisted Reproductive Technology (ART) dan Biobank, yang dikembangkan melalui kolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Teknologi ini bertujuan untuk preservasi material genetik fauna dan flora, mendukung keberlanjutan spesies terancam punah di Indonesia. 

Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah, Pebisnis dan Individu

Pusat ini juga menjadi simbol kolaborasi internasional, dengan partisipasi Norwegia sebagai mitra strategis.

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin, menyampaikan apresiasi atas upaya Indonesia dalam perlindungan biodiversitas, seraya membandingkan Pusat Plasma Nutfah Nasional dengan Svalbard Global Seed Vault di Norwegia. 

“Pelestarian biodiversitas adalah bagian tak terpisahkan dari upaya mitigasi perubahan iklim,” kata Rut dalam keterangannya yang diterima Rabu (11/12).

Ia menambahkan bahwa Indonesia dapat terus menjadi pemimpin global dalam pengurangan emisi karbon melalui kebijakan seperti Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. 

Selain pelestarian genetik, Pusat Plasma Nutfah Nasional akan menjadi wadah edukasi masyarakat. Fasilitas ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati, sekaligus menjadi pusat penelitian dan inovasi. 

Kerja sama dengan institusi akademik seperti Fakultas Kehutanan UGM dalam pengembangan teknologi Seed Bank dan IPB dalam ART memperkuat peran pusat ini sebagai center of excellence untuk konservasi keanekaragaman hayati. 

Baca Juga: Mengenal Lapisan-Lapisan Atmosfer dan Komposisi Atmosfer Bumi

Pusat Plasma Nutfah Nasional tidak hanya berperan dalam pelestarian lingkungan, tetapi juga dalam mendukung keberlanjutan kehidupan melalui pengelolaan plasma nutfah yang inovatif.

Sebagai pusat data dan informasi biodiversitas Indonesia, fasilitas ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk menghadapi perubahan iklim dan tantangan lingkungan global. 

Dengan sinergi antara teknologi, kolaborasi internasional, dan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan, pembangunan pusat ini diharapkan dapat memberikan manfaat luas bagi generasi mendatang. 

Selanjutnya: Hitungan Sri Mulyani Jika PPN 12% Berlaku, Kas Negara Kehilangan Rp 265 Triliun

Menarik Dibaca: Ada Promo 12.12 di Access by KAI lo, Simak Daftar Kereta yang Dapat Tarif Promo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×