kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT KA Teken MoU Kerjasama Angkutan Air Minum


Senin, 05 Oktober 2009 / 19:51 WIB
PT KA Teken MoU Kerjasama Angkutan Air Minum


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Kereta Api (Persero) meneken Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama pengangkutan hasil industri di wilayah Sukabumi dengan PT Sukabumi Tridaya Transport (STT), sebuah perusahaan gabungan BUMD Kabupaten Sukabumi PT Wibawa Mukti dengan PT Sukabumi Megah Semesta.

Direktur Utama Kereta Api, Ignasius Jonan, menjelaskan, dalam rancangan awal kerjasama ini, perseroan bertugas sebagai penyedia jasa angkutan. Sementara STT yang mengelola wilayah industri di Sukabumi berkepentingan untuk menyediakan jasa angkutan yang lebih ekonomis dan tepat waktu ketimbang jalur pengiriman darat (truk).

"Salah satu hasil industri Sukabumi yang akan dilayani pengangkutannya adalah produk air mineral produksi Aqua. Saat ini transportasi yang digunakan untuk distribusi Aqua ke berbagai wilayah menggunakan truk tronton. Perjalanan darat menggunakan truk itu memakan waktu 4 sampai 5 jam dari Sukabumi ke Bogor atau ke Jakarta," kata Jonan, Senin (5/10).

Lamanya waktu tempuh tersebut, karena lalu lintas jalan raya yang dilalui truk sering rusak dan mengakibatkan kemacetan. Sehingga, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan lambatnya suplai barang dari pabrik ke konsumen. Sementara, jalur kereta api dapat memangkas waktu tempuh hanya dua jam saja.

Direktur Komersial Kereta Api, Sulistiyo Wimbo Hardjito, menambahkan, rencana kerjasama itu meliputi angkutan relasi Cicurug-Jakarta, Delanggu-Solo-Jakarta, dan Brastagi-Rantauprapat.

"Pada tahap awal kerjasama ini meliputi angkutan relasi Cicurug-Jakarta, dengan potensi angkutan meliputi 4.000 ton per hari, dimana lokasi pabrik Aqua terletak di Desa Mekarsari, Jalan Sukabumi Bogor. Atau sekitar 300 meter dari Stasiun Kereta Api Cicurug," jelas Wimbo.

Namun, Wimbo mengaku belum dapat menghitung berapa potensi pendapatan yang akan diperoleh perseroan jika kerjasama ini berjalan. "Saya hanya bisa katakan kerjasama ini kemungkinan dimulai 2010. Kalau mengenai pendapatan, saya rasa tarifnya sama dengan tarif angkutan barang kereta api," katanya.

Sedikit informasi, saat ini tarif angkutan barang menggunakan kereta api yang tertinggi dipegang oleh barang jenis parsel yaitu Rp 1.000 per ton per kilometer. Disusul semen milik PT Semen Padang yaitu Rp 700 per ton per kilometer dan batubara Rp 300 per ton per kilometer. "Semakin pendek jarak, maka semakin mahal. Kalau semakin jauh tentu lebih murah. Angka pastinya harus kita hitung lagi," kata Wimbo.

Senada dengan Wimbo, Direktur Utama STT Yuniar Endra Putra juga belum dapat menghitung berapa penghematan yang bisa dibuat dengan mengalihkan pengiriman menggunakan truk tronton ke pengangkutan kereta api.

Hanya saja, ia mencatat dalam satu hari setidaknya dibutuhkan 400 armada truk untuk mengangkut 4.000 ton Aqua per hari. "Kalau menggunakan kereta api ada kepastian pengiriman barang dibandingkan dengan pengiriman jalan darat konvensional. Berapa penghematannya, harus dikaji dulu," kilahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×