Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia akhirnya menyetujui pendanaan senilai US$ 450 juta kepada Pemerintah Indonesia untuk memperluas akses perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Bantuan pembiayaan dari Bank Dunia ini akan menyokong skema yang disusun oleh Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KementerianPUPR) yang menyasar golongan berpenghasilan rendah, yang hendak membeli rumah pertama.
Skema ini memberikan bantuan uang muka untuk mencocokkan tabungan penerima dari lembaga pinjaman yang berpartisipasi. Selain itu, pembiayaan ini juga akan mendukung scaling up dari Program Bantuan Perbaikan Rumah (BSPs), yang menargetkan 40% masyarakat bawah dari keluarga Indonesia.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengungkapkan, kehadiran beberapa program atau skema dari Pemerintah untuk memastikan rumah tangga berpenghasilan rendah memiliki akses ke rumah yang memadai, aman dan terjangkau sangat diapresiasi. Selain itu, peningkatan akses perumahan telah terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat, pendidikan dan produktifitas tenaga kerja.
"Menyediakan penduduk Indonesia dengan akses ke perumahan yang terjangkau adalah langkah yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan di Indonesia," ujar Rodrigo dalam keterangan resmi Bank Dunia.
Indonesia menghadapi permintaan besar untuk perumahan yang terjangkau, dengan jumlah sekitar satu juta unit baru yang dibutuhkan per tahun. Saat ini, sekitar 20% dari 64,1 juta unit rumah dalam kondisi buruk. Selain itu, sekitar 22% penduduk perkotaan di Indonesia, atau sekitar 29 juta orang, tinggal di daerah kumuh.
Pembiayaan dari Bank Dunia juga akan mendukung pemerintah untuk memajukan kebijakan dan kelembagaan reformasi yang bertujuan untuk memperkuat fundamental dari pasar perumahan. Program ini akan dilaksanakan melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan dengan fokus pada mengatasi kekurangan perumahan dan perumahan berkualitas miskin di daerah perkotaan berkembang pesat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News