kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.342.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Bagi-Bagi Susu Gratis, Rencana Impor Sapi Perah Prabowo-Gibran Tuai Polemik


Minggu, 07 Januari 2024 / 12:13 WIB
Program Bagi-Bagi Susu Gratis, Rencana Impor Sapi Perah Prabowo-Gibran Tuai Polemik
ILUSTRASI. Pasangan nomor urut dua Prabowo- Gibran bakal mengimpor 1,5 juta ekor sapi dari Brasil dan India untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis


Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan nomor urut dua Prabowo- Gibran bakal mengimpor 1,5 juta ekor sapi dari Brasil dan India untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis menuai polemik.

Salah satunya, datang dari Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Jawa Barat. Rencana impor sapi itu dinilai tidak sejalan dengan kepentingan peternak lokal.

"Rencana kebijakan itu tidak jelas dan menggunakan analisa ngawur," ujar Ketua Pimpinan Daerah PPI Jawa Barat, Ahmad Baehaqi dalam keterangan resminya, Minggu (7/1).

Ahmad bilang, Kementerian Pertanian saja belum mencabut larangan membeli daging sapi dari India sampai sekarang karena masih adanya wabah penyakit kuku dan mulut.

Pegiat Koperasi Susu di Lembang mengklaim rencana impor sapi perah bertentangan dengan komitmen pemerintah yang akan mendukung kepentingan rakyat Indonesia, khususnya peternak lokal.

Jika impor jutaan sapi perah dilakukan, kata Ahmad, maka peternak lokal akan mengelami kemunduran. Bahkan, tak menutup kemungkinan pula berpotensi mengalami kehancuran.

"Padahal secara kualitas, bibit sapi perah India dan Brazil jauh lebih rendah dibanding kualitas sapi perah yang ada di Indonesia," jelas dia.

Baca Juga: Hati-hati, Lonjakan Impor Pangan Bisa Berdampak ke Neraca Perdagangan Indonesia

Alih-alih mengimpor sapi perah, Ahmad menyarankan sejumlah opsi yang bisa dilakukan jika ingin merealisaikan program bagi-bagi susu gratis tersebut.

Salah satunya, pemerintah mesti menggandeng koperasi untuk mengadakan proses pembesaran bibit yang dihasilkan oleh peternak lokal.

Pembagian susu pun juga harus melibatkan koperasi. "Pembagian susu libatkan indutri susu yg dibangun koperasi, agar lembaga koperasi tumbuh sampai final produk," ujar Ahmad.

Ahmad pun mewanti-wanti jangan sampai rencana impor sapi perah hanya akan menguntungkan importir dan malah merugikan rakyat Indonesia itu sendiri.

"Jangan sampai ide dan gagasan menambah populasi sapi hanya menguntungkan importir yang juga ikut menyuburkan praktik korupsi. Sedangkan rakyat, khususnya jutaan peternak, gigit jari atas program yang sudah terlanjur dibiayai negara puluhan atau sampai ratusan trilliun ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, program bagi-bagi susu gratis harus mengimpor 1,5 juta sapi. 

Menurut Prabowo, impor sapi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal sapi dalam memproduksi susu, yakni sebanyak 2,5 juta ekor. Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024). 

"Jadi, kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta. Kira-kira begitu strategi kita," ujar Prabowo.

Kata dia, impor sapi dari Brasil membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk tiba di Indonesia dan  dari India selama  20 hari. 

Adapun harga sapi asal Brasil, kata Prabowo, sekitar US$ 2.500 per ekor untuk tiba di Indonesia dan  dari India  harga sapi perah minimal Rp 2,5 juta per ekor.

“Sekarang, saya katakan, kita punya will nggak? Kita punya kehendak politik atau tidak? Kalau kita punya kehendak politik, ya sudah, untuk satu, dua, tiga, empat tahun. Kita beli sapinya, kita kembangkan di Indonesia,” kata Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×