kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden: Ketidakpastian Butuh Endurance Panjang, Menkeu Diminta Hati-Hati Pakai Uang


Kamis, 29 September 2022 / 11:45 WIB
Presiden: Ketidakpastian Butuh Endurance Panjang, Menkeu Diminta Hati-Hati Pakai Uang
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengingatkan ketidakpastian ekonomi mengancam dan butuh endurance panjang, untuk itu Presiden minta agar Menkeu hati-hati menggunakan uang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo kembali menegaskan ekonomi ke depan masih gelap,  penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta agar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk berhati-hati dalam penggunaan setiap rupiah yang dihasilkan. 

“Kita harus punya amunisi untuk menghadapi ketidakpastian yang panjang. Saya minta (Menkeu) berhati-hati, bijaksana dalam menggunakan rupiah yang kita miliki. Jangan berpikir uang yang ada dipakai tahun ini juga,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pembukaan UOB Annual Economiv Outlook 2023 (29/3). 

Pertemuan informal Presiden Joko Widodo dengan para pemimpin dunia, kata Presiden mengarah kepada kesimpulan yang sama bahwa tahun depan masih penuh ketidakpastian.  Kondisi ini, “Membutuhkan endurance yang panjang. Jadi kalau punya uang ya harus dieman-eman, dikeluarkan untuk hal-hal yang produktif karena hampir semua negara ekonominya  terkontraksi,” sebut Presiden.  

Perang geopolitik membuat krisis energi yang berimbas ke banyak negara. Krisis energi memacu inflasi, mata uang bahkan termasuk pangan. 
“Mata uang kita turun 7%, tapi pelemahan ini rupiah relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain seperti poundsterling yang turun lebih dari 20%, RRT 17%,” sebut Jokowi. 

Baca Juga: Jokowi Bilang Pemulihan Ekonomi Indonesia Masih Relatif Kuat, Ini Penyebabnya

Krisis pangan juga mengancam. Saat ini ada 345 juta orang menderita kekuarangan pangan, dan sebanyak 19.700 orang meninggal setiap hari. “Kita patut bersyukur, pangan kita cukup bahkan kita mampu swasembada beras, sistem ketahanan pangan Indonesia juga bagus,” kata Jokowi. 

Program food estate ditargetkan mampu menjawab tantangan untuk ketahanan pangan, dan “Kelebihannya bisa diekspor,” ujar Presiden. 

Jokowi menyebut ekonomi Indonesia dalam kondisi saat ini masih mampu unjuk gigi dengan mampu tumbuh 5,4% di kuartal kedua 2022 lalu. “Bandingkan dengan negara-negara anggota G20, Indonesia yang tertinggi,” ujar Presiden bangga. 

Baca Juga: Presiden Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Bisa Mencapai 6%

Kata Presiden, pemulihan ekonomi  Indonesia masih relatif kuat di tengah tangangan ekonomi yang tak mudah. “Data pagi ini yang saya terima, realisasi pendapatan mencapai Rp 1.764 triliun,  tumbuh 41% secara tahunan atau year on year (yoy),” ujar Presiden

Lalu, penerimaan pajak pada periode yang sama mampu tumbuh sebesar 58%, setara Rp 1.171 triliun. “Ini artinya, pembayar pajak masih tumbuh,” ujar Presiden. Penerimaan dari bea dan cukai mencapai Rp 206 triliun atau tumbuh 30,5%.  Lalu, realisasi penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp 386 triliun atau tumbuh 38,9% secara tahunan. 

Kondisi ini, kata Presiden menjadi bukti bahwa masyarakat masih konsisten dan optimisme dalam konsumen dalam posisi tinggi. “Indeks kepercayaan konsumen masih naik dari 123 menjadi 124,7 di Agustus,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, kata Presiden, kredit dari sektor perbankan juga tumbuh dua digit yakni 10,7%. Ini juga tercermin dalam kenaikan indeks manufaktur. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 51,7 pada Agustus 2022, level ini naik dari bulan Juli yang diposisi 51,3 pada Juli 2022. Asal tahu saja, level PMI Agustus menjadi level tertinggi selama empat bulan terakhir. 

Tak hanya itu saja, Jokowi juga menyebut neraca perdagangan Indonesia juga mencatatkan surplus selama 28 bulan berturut-turut yakni mencapai US$ 5,76 miliar. “Ini surolus yang besar,” ujar Jokowi.

Dengan kondisi ini, Presiden optimisis ekonomi kuartal III akan tumbuh 5,4%-6%. “Ini kalkulator saya, silakan tanya ke Bu Menkeu ya,” ujar Jokowi. Angka optimustis ini, Jokowi dapatkan dari angka-angka laporan Menteri Keuangan serta pengecekan pertumbuhan ekonomi di lapangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×