/2025/12/08/1773882604.jpg "Polri dan Kejagung Usut Dugaan Pembalakan Liar di Balik Banjir Besar Sumatra")
Reporter: kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri mulai menelusuri asal-usul kayu gelondongan yang terbawa arus banjir di kawasan Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan.
Sebanyak 27 sampel kayu telah dikumpulkan untuk kepentingan penyelidikan.
Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigjen Mohammad Irhamni, mengatakan posko penyelidikan telah didirikan sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian di sepanjang DAS Garoga. Garis polisi juga dipasang di area temuan kayu.
“Sebanyak 27 sampel kayu sudah diambil. Pemeriksaan kepala desa dan sejumlah saksi juga telah dilakukan,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (8/12/2025).
Baca Juga: Banjir di Sumatra, ACPI Terima Belasan Laporan Klaim
Polri turut melibatkan para ahli untuk mengidentifikasi jenis kayu dan memastikan tanda-tanda aktivitas manusia di balik keberadaan gelondongan tersebut. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan dominasi kayu karet, ketapang, dan durian.
Penyidik mendapati bekas gergaji dan alat berat pada beberapa batang kayu, sehingga menguatkan dugaan adanya penebangan oleh manusia.
“Identifikasi menunjukkan berbagai kategori, mulai dari kayu bekas gergajian, kayu yang tercabut bersama akar, kayu longsoran, hingga kayu yang diduga diangkut menggunakan loader,” kata Irhamni.
Temuan kayu gelondongan yang berserakan di lokasi banjir memicu sorotan terhadap dugaan kerusakan lingkungan yang melatarbelakangi bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya akan mengusut tuntas dugaan pembalakan liar.
“Kami akan melakukan pendalaman bersama tim,” ujar Sigit setelah rapat tertutup dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga: Bakti BCA Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sumatra Utara
Langkah hukum juga datang dari Kejaksaan Agung. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, melalui Ketua Tenaga Ahli sekaligus Juru Bicara Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Barita Simanjuntak, menegaskan negara tidak akan tinggal diam atas penyebab banjir dan longsor yang menewaskan banyak warga.
“Jaksa Agung sudah menyampaikan bahwa negara akan menjalankan fungsi hukum terhadap apa yang mengakibatkan bencana kemarin,” kata Barita seperti dikutip dari Kompas.com.
Satgas PKH disebut telah melakukan investigasi awal dan berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk mengurai dugaan pelanggaran pengelolaan hutan. Menurut Barita, bencana besar yang terjadi adalah konsekuensi dari pengelolaan alam yang serampangan.
“Potensi kekayaan alam justru dikelola tanpa aturan hingga mendatangkan kerugian besar,” tegasnya.
Baca Juga: Asuransi Umum Masih Menunggu Data Laporan Kerugian Terkait Bencana Banjir di Sumatra
Ia menambahkan, hasil investigasi Satgas PKH akan ditindaklanjuti sesuai kewenangan, baik oleh penyidik kehutanan, Polri, maupun bidang pidana khusus, bergantung pada temuan dan bukti hukum yang dimiliki.
“Semua langkah akan dilakukan secara pro justitia berdasarkan data objektif dan bukti yang ada,” ujarnya.
Selanjutnya: Ini Rekomendasi Saham BKSL, HUMI, JARR, ASII, COAL dan CDIA untuk Hari Ini (9/12)
Menarik Dibaca: iPhone 17 Pro Max Sematkan Layar dengan Kecerahan Hingga 3000 Nits, Cek Fiturnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
