kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Pengusaha Sebut Karena Transisi Pemerintahan


Rabu, 02 Oktober 2024 / 16:29 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Pengusaha Sebut Karena Transisi Pemerintahan
ILUSTRASI. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie mengatakan, indeks manufaktur Indonesia yang masih berada di zona kontraktif dikarenakan pengusaha masih wait and see di masa transisi pemerintahan


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat masih lemah ke level 49,2 atau berada pada level kontraksi pada September 2024

Hanya saja, angka ini naik tipis jika dibandingkan dengan Agustus 2024 yang berada di level 48,9.

Dengan begitu, PMI Manufaktur Indonesia masih terjebak di zona merah atau mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

Penurunan kinerja PMI Manufaktur utamanya menggambarkan penurunan bulanan pada output dan pesanan baru selama bulan September selama tiga bulan berturut-turut. 

Baca Juga: Prabowo Siapkan Kebijakan untuk Sehatkan Perekonomian Indonesia Warisan Jokowi

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie mengatakan indeks manufaktur Indonesia yang masih berada di zona kontraktif dikarenakan pengusaha masih wait and see di masa transisi pemerintahan Jokowi-Prabowo Subianto.

"Memang dalam beberapa bulan terakhir, kita ketahui memang ini dalam transisi pemerintahan. Kemudian juga tahun politik sehingga seseorang banyak melihat wait and see," ujar Anindya kepada awak media di Jakarta, Rabu (2/10).

Kendati begitu, pengusaha tidak akan khawatir dengan kebijakan-kebijakan setelah Presiden terpilih dilantik. Namun dirinya berharap, kebijakan yang pro bisnis dan rakyat bisa menarik investasi asing masuk ke dalam negeri.

"Karena memang ini adalah salah satu mesin untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Selain daripada tentunya tadi konsumsi domestik dan juga belanja pemerintah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×