Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat masih lemah ke level 49,2 atau berada pada level kontraksi pada September 2024
Hanya saja, angka ini naik tipis jika dibandingkan dengan Agustus 2024 yang berada di level 48,9.
Dengan begitu, PMI Manufaktur Indonesia masih terjebak di zona merah atau mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.
Penurunan kinerja PMI Manufaktur utamanya menggambarkan penurunan bulanan pada output dan pesanan baru selama bulan September selama tiga bulan berturut-turut.
Baca Juga: Prabowo Siapkan Kebijakan untuk Sehatkan Perekonomian Indonesia Warisan Jokowi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie mengatakan indeks manufaktur Indonesia yang masih berada di zona kontraktif dikarenakan pengusaha masih wait and see di masa transisi pemerintahan Jokowi-Prabowo Subianto.
"Memang dalam beberapa bulan terakhir, kita ketahui memang ini dalam transisi pemerintahan. Kemudian juga tahun politik sehingga seseorang banyak melihat wait and see," ujar Anindya kepada awak media di Jakarta, Rabu (2/10).
Kendati begitu, pengusaha tidak akan khawatir dengan kebijakan-kebijakan setelah Presiden terpilih dilantik. Namun dirinya berharap, kebijakan yang pro bisnis dan rakyat bisa menarik investasi asing masuk ke dalam negeri.
"Karena memang ini adalah salah satu mesin untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Selain daripada tentunya tadi konsumsi domestik dan juga belanja pemerintah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News