Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur global yang tercatat sebesar 55,8 kembali meneruskan penguatannya dan mencapai angka tertinggi sejak April 2010. Sejalan dengan global, Indonesia juga meneruskan penguatan dan kembali mencatatkan rekor tertinggi sejak survey dilakukan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan pemerintah perlu menjaga momentum pemulihan dengan tetap menjaga daya beli masyarakat dan berkomitmen untuk melanjutkan dukungan terhadap pelaku usaha.
Pelaksanaan percepatan program vaksinasi nasional memperkuat optimisme pelaku bisnis sektor manufaktur terhadap prospek pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Namun demikian, pelaksanaan vaksinasi harus terus diimbangi dengan peningkatan upaya 3M dan 3T untuk mencapai herd immunity.
Adapun PMI Global meningkat didorong oleh pertumbuhan solid di sisi new orders, new export business, dan employment. Eropa dan AS mencatatkan kinerja manufaktur yang sangat kuat yang didorong pertumbuhan new orders seiring kenaikan permintaan.
PMI manufaktur AS sebesar 60,5 mencatatkan angka tertinggi sejak Mei 2007, sementara manufaktur negara lain di benua Amerika, seperti Kanada (57,2) dan Brazil (52,3) masih berada dalam tren ekspansif meski angkanya turun dibandingkan bulan sebelumnya. Tiongkok (51,9), Jepang (53,6), dan India (55,5) berhasil mempertahankan tren positif didukung pertumbuhan pada tingkat permintaan.
Dari sisi regional, ASEAN menunjukkan performa manufaktur yang bervariasi. Aktivitas manufaktur Indonesia dan Malaysia (53,9) berada pada zona ekspansif, tetapi Filipina (49,0) kembali ke zona kontraksi akibat eskalasi Covid-19 yang memicu pengetatan restriksi.
Baca Juga: PMI cetak rekor, pemerintah kian percaya diri ekonomi kian kondusif
Secara global, efek gangguan supply chain masih dirasakan, tekanan inflasi atas bahan baku masih tinggi dan menambah beban biaya produksi. Namun, tingginya optimisme bisnis di tengah percepatan vaksinasi diharapkan mempercepat pengendalian pandemi serta mendongkrak pemulihan permintaan global.
Di dalam negeri, PMI Manufaktur Indonesia tercatat pada angka 54,6 di bulan April 2021. Febrio mengatakan hal ini menunjukkan terjadinya ekspansi selama enam bulan berturut-turut. Angka tersebut meningkat dari rekor sebelumnya pada 53,2 di Maret 2021 dan merupakan rekor dalam dua bulan berturut-turut. Momentum ekspansi ini menggambarkan kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian, serta permintaan ekspor yang kembali tumbuh setelah 16 bulan berkontraksi.
"Angka PMI tersebut mencerminkan perbaikan nyata pada kondisi bisnis, seiring dengan lonjakan permintaan baru dan kembalinya bisnis baru dari luar negeri. Dengan bisnis baru mengalami ekspansi tajam, perusahaan manufaktur juga menaikkan volume produksi. Perbaikan volume pada produksi ini ke depannya diharapkan dapat meningkatkan tenaga kerja baru secara umum," ujar Febrio dalam keterangannya, Selasa (4/5).
Di sisi lain, volume produksi yang semakin tinggi menimbulkan permintaan input yang lebih tinggi dengan pasokan yang relatif terbatas. Kata Febrio hal ini secara alami menyebabkan peningkatan harga input yang berpengaruh terhadap harga jual kepada konsumen selama enam bulan terakhir. Hal ini tampak pada tingkat inflasi yang mulai muncul meskipun belum kembali ke tingkat sebelum pandemi.
"Secara umum, produsen di Indonesia masih sangat optimis bahwa produksi akan terus menguat, didorong harapan bahwa pandemi COVID-19 akan berakhir pada tahun mendatang," ujar dia.
Selanjutnya: Kemenperin: Produktivitas tinggi, PMI manufaktur Indonesia meningkat di bulan April
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News