Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi industri manufaktur nampak semakin membaik pada bulan terakhir di tahun 2020.
IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Desember 2020 ada di level 51,3 atau naik dari 50,6 pada bulan November 2020.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan PMI Manufaktur terjadi karena perbaikan industri manufaktur yang didorong oleh meningkatnya permintaan di akhir tahun.
“Kecenderungan untuk mempersiapkan akhir tahun khususnya untuk barang-barang konsumsi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (4/1).
Baca Juga: Kemenperin: PMI Manufaktur Indonesia terus melaju
Kemudian, membaiknya kinerja manufaktur juga didorong oleh datangnya vaksin yang akhirnya menjadi sentimen positif baik bagi produsen maupun bagi konsumen, sehingga permintaan mulai meningkat meski bertahap.
Dari sisi ekspor, Bhima juga melihat kalau membaiknya industri manufaktur ditopang oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia.
“Misalnya China karena fase pemulihan relatif cepat, kemudian Amerika Serikat (AS), di sebagian negara Eropa juga sudah mulai naik permintaannya khususnya pakain, alas kaki, jadi industri manufaktur mulai membeli barang baku,” tambah dia..
Ke depan, Bhima yakin kalau prospek industri manufaktur akan membaik di tahun 2021. Bahkan, ia memprediksi kalau PMI manufaktur akan tetap berada di zona ekspansi, yaitu di kisaran 52 hingga 53.
Namun, ini dengan catatan kalau tidak ada lagi lonjakan kasus baru Covid-19 dan tidak merebak kasus mutasi virus corona di tanah air.
Kemudian, untuk menopang industri manufaktur pemerintah perlu meningkatkan stimulus terhadap industri manufaktur dan cepat dalam menangkap peluang produk manufaktur yang bisa mengangkat kinerja sektor ini.
Selanjutnya: Kemenperin proyeksikan pertumbuh industri manufaktur 2021 bisa tumbuh 3,95%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News