Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 2.500 karyawannya.
Darmin mengatakan, kondisi ekonomi global memang tengah mengalami ketidakpastian. Namun menurutnya, ekonomi di Indonesia tetap terkendali.
"Kalau permintaan lambat itu sejak setahun yang lalu. Pasti ada persoalan lain," kata Darmin di kantornya, Rabu (3/2).
Lebih lanjut menurut Darmin, sejauh ini pihaknya juga tidak pernah menerima keluhan baik dari Toshiba maupun Panasonic terkait peraturan investasi. Ia juga menyangkal, bahwa PHK tersebut terjadi lantaran permintaan kenaikan gaji pegawai yang terlampau tinggi.
Sayangnya, Darmin masih enggan menjelaskan persoalan lain yang dimaksud. "Saya cek dulu deh, saya belum bisa jawab itu," ujarnya.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut, beberapa perusahaan raksasa yang melakukan PHK ribuan buruh pada Januari hingga Maret 2016, yakni PT Panasonic (dua pabrik di Cikarang Bekasi dan Pasuruan), PT Toshiba, PT Shamoin, PT Starlink, PT Jaba Garmindo (tekstil), dan PT Ford Indonesia.
Selain itu, ada juga beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri motor dan mobil, seperti PT Yamaha dan PT Astra Honda Motor, PT Hino, dan komponen motor dan mobil seperti PT Astra komponen, PT AWP, PT Aishin, PT Mushashi, dan PT Sunstar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
