Perahu motor tenggelam di Maluku

Rabu, 27 Februari 2013 / 12:07 WIB

ILUSTRASI. Periksa kurs dollar-rupiah di Bank Mandiri hari ini, Kamis 14 Oktober 2021./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/01/2021.

Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Sebuah perahu motor tenggelam akibat terjangan topan tropis Rusty yang menghantam wilayah timur Indonesia. Perahu motor berpenumpang 10 orang itu tenggelam di sekitar perairan Pulai Moa dan Pulau Leti, Kecamatan Moa Lakor, Maluku.

Perahu motor tenggelam dihambam akibat cuaca buruk yang diikuti gelombang tinggi dan angin kencang. Kecelakaan ini terjadi pada Selasa (26/2) kemarin, pukul 09.00 WIT, yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, dua orang penumpang yang meninggal adalah Boifaris Saleky (laki-laki/32 tahun) dan Magdalena Benedik (perempuan/58 tahun).

Adapun 8 korban lainnya berhasil selamat dan sekarang dirawat di rumah sakit setempat. Sutopo mengatakan, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku dari BPBD Kabupaten Maluku Barat Daya dan Dinas sosial tenaga kerja Kabupaten Maluku Barat Daya, topan Rusty tropis mempengaruhi kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, siklon Rusty memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas ringan sampai dengan sedang di Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Siklon Rusty juga menyebabkan angin kencang di Jawa bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Untuk diperairan, siklon Rusty mengakibatkan gelombang dengan ketinggian 3 meter sampai dengan 4 meter dan berpeluang terjadi di Laut Flores, Laut Sumbawa, Laut Sawu bagian utara, Laut Timor, Perairan Kepulauan Sermata, Pulau Leti, Perairan Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru bagian barat dan tengah.

Selain itu, gelombang dengan ketinggian 4 meter sampai dengan 6 meter berpeluang terjadi di Perairan Enggano barat Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu bagian selatan, Perairan Pulau Sawu Pulau Rote selatan Kupang, Samudera Hindia sebelah barat Mentawai hingga selatan NTT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News