kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengusaha sarankan pemerintah tiru Jokowi-Basuki


Minggu, 03 November 2013 / 15:36 WIB
Pengusaha sarankan pemerintah tiru Jokowi-Basuki
ILUSTRASI. Promo JSM Superindo 24-26 Juni 2022.


Sumber: Kompas.co |

JAKARTA. Pengusaha menyarankan pemerintah mencontoh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, yang mengupayakan kesejahteraan buruh. Hal itu dianggap efektif mengurangi beban hidup kaum buruh.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit mengatakan, program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digulirkan oleh Jokowi dapat menjadi contoh bagaimana pemerintah memberikan jaminan hidup bagi warganya.

"Semestinya kalau pemerintah itu berjalan baik, lakukan seperti yang dilakukan seperti Pak Jokowi dan Pak Ahok (Basuki), menyiapkan fasilitas perumahan, menyiapkan transportasi yang baik," ujar Anton, Sabtu (2/11/2013) di Jakarta.

Menurut Anton, persoalan kesejahteraan buruh bisa diselesaikan jika negara masuk dan memberikan jaminan sosial yang efektif. Ia meminta agar pemerintah tak serta-merta melimpahkan seluruh urusan kesejahteraan buruh kepada pengusaha.

"Jangan sampai semua ini mengganggu investasi yang sedang berjalan. Apakah kita rela kehilangan banyak lapangan pekerjaan, sementara kita butuh investor agar ada lapangan pekerjaan untuk income, untuk pajak, dan lain-lain," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Riza Suarga mengatakan, seberapa pun besarnya upah buruh, jumlahnya akan selalu kurang karena harga-harga kebutuhan hidup pun meroket naik. Ia memberikan contoh Singapura dan Malaysia sebagai negara dengan sistem pengupahan dan jaminan sosial yang baik. Di dua negara tersebut, kata Riza, pemerintah memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi warga.

Menurut Riza, jika ada jaminan kebutuhan dasar, baik oleh perusahaan maupun negara, maka buruh tidak akan terlalu dipusingkan oleh masalah upah. "Jadi mikirnya benar-benar kerja," kata Riza. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×