kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengeluaran dominan dollar, pelemahan rupiah bebani Garuda Indonesia


Kamis, 06 September 2018 / 19:32 WIB
Pengeluaran dominan dollar, pelemahan rupiah bebani Garuda Indonesia
ILUSTRASI. Garuda Indonesia


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs dollar AS makin perkasa terhadap rupiah bahkan mendekati Rp 15.000. Penguatan dollar AS atas rupiah ini membebani maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Bagi Garuda Indonesia, kenaikan dollar AS bakal terasa berat. Pasalnya, pengeluaran perusahaan BUMN ini sangat dominan dalam bentuk dollar, yakni sekitar 75% dari total pengeluaran. Tapi pendapatan dalam bentuk mata uang asing hanya sekitar 35% - 40%, selebihnya pendapatan dalam rupiah.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan pengaruh besar pelemahan rupiah atas dollar AS adalah pada rute domestik. “Pertumbuhan pendapatan rute domestik 6% - 7% per tahun,” katanya, Kamis (6/9).

Tapi, karena pencatatan laporan keuangan Garuda Indonesia dalam dollar AS, maka pertumbuhan pendapatan rute domestik itu harus dikurangi sebesar 1% - 1,5%. Itu baru dari segi pencatatan. Sebab, kata Pahala, setiap rupiah melemah Rp 1.000 per dolar AS, maka beban Garuda Indonesia membengkak 5%.

Belum lagi tekanan dari kenaikan harga avtur. Di semester I 2018 saja, pengeluaran Garuda Indonesia untuk avtur meningkat 12% dari US$ 571,1 juta menjadi US$ 639,7 juta.

Karenanya, Pahala berharap, usulan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) untuk meningkatkan tarif batas bawah dari 30% dari tarif batas atas menjadi 35% bisa segera direalisasikan. “Untuk bisa memungkinkan adanya tarif batas bawah yang mengkaver kenaikan bahan bakar dan dollar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×