Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Pemerintah tidak menganggap sepele peringatan atau larangan berkunjung ke Indonesia (travel warning) dari Australia dan Amerika Serikat (AS). Menurut kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Marciano Norman, sekecil apapun peringatan akan disikapi serius oleh pemerintah.
Marciano mengatakan, pemerintah sudah berkomunikasi dengan kedua negara yang mengeluarkan travel warning tersebut. Ia membenarkan, AS dan Australia mengeluarkan travel warning itu karena adanya ancaman terorisme yang terdeteksi, sehingga membahayakan keamanan Indonesia.
Namun, berdasarkan pantauan BIN, sampai sejauh ini situasi keamanan di Indonesia dan Surabaya pada khususnya, masih aman dan terkendali. Semua instansi keamanan, seperti Kepolisian atau aparat keamanan teritorial sudah melakukan tugasnya secara proporsional dalam menjaga stabilitas keamanan. Karena itu, Norman mengimbau masyarakat tetap tenang dengan adanya travel warning dari kedua negara tersebut. "Namun, sekecil apapun info itu tetap kita dalami," ujar Marciano, rabu (7/1) di Istana Negara, Jakarta.
Marciano menegaskan, ancaman terorisme bisa muncul kapan saja, jika kondisi keamanan dalam kondisi tidak baik. Peran masyarakat sangat penting dengan memberi informasi kepada pihak berwenang, jika menemukan informasi atau kecurigakan terkait tindakan yang mengancam keamanan.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijanto mengatakan, travel warning pertama kali dikeluarkan Pemerintah AS. Adapun Australia menerbitkan travel warning kemudian, berdasarkan informasi yang dikeluarkan AS.
Tedjo menilai apa yang dikeluarkan Pemerintah Australia sebagai bentuk kewaspadaan dengan mengingatkan warganya agar berhati-hati. Jadi, bukan berarti keamanan Indonesia benar-benar terancam oleh terorisme. Karena itu, Tedjo mengimbau warga asing yang berada di Indonesia tidak usah hawatir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News