kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pemerintah pilih global bond untuk biayai pelebaran defisit APBN 2019, ini alasannya


Jumat, 25 Oktober 2019 / 14:09 WIB
Pemerintah pilih global bond untuk biayai pelebaran defisit APBN 2019, ini alasannya
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Luky Alfirman.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan memproyeksi realisasi defisit APBN 2019 akan lebih lebar dari yang diperkirakan sebelumnya, yaitu mencapai kisaran 2%-2,2% terhadap PDB. 

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 144 Tahun 2019 telah mengantisipasi pelebaran defisit tersebut dengan menyiapkan alternatif tambahan pembiayaan. Yaitu dengan menggunakan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL), menarik pinjaman tunai baru, dan/atau menerbitkan surat berharga negara (SBN). 

Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, pemerintah terbuka terhadap ketiga opsi tambahan pembiayaan defisit tersebut. 

“Untuk saat ini, kita menerbitkan global bond sebagai tambahan pembiayaan APBN 2019 karena kondisi pasar keuangan bagus dan cukup kondusif. Instrumen kita juga masih dinilai menarik oleh investor,” tutur Luky, Jumat (25/10). 

Baca Juga: Kemenkeu proyeksi pelebaran defisit APBN 2019 sebesar 2%-2,2% PDB

Pemerintah menerbitkan SUN valas atau global bond masing-masing sebesar US$ 1 miliar dan € 1 miliar. 

Luky mengatakan, setelmen penerbitan global bond tersebut akan dilaksanakan pada 30 Oktober 2019.

Selain memanfaatkan momentum pasar yang positif, Luky mengatakan, penerbitan global bond juga dipilih pemerintah untuk menjaga likuiditas di pasar domestik. 

Ditambah lagi, rezim suku bunga global yang rendah membuat instrumen Indonesia dianggap memiliki daya tarik lebih. 

Menurut Luky, penawaran yang masuk untuk kedua global bond cukup besar dengan posisi yield yang sangat rendah, bahkan terendah sepanjang sejarah penerbitan USD bond dan Euro bond tersebut. 

“Jadi dari pada mengganggu likuiditas di dalam negeri, kenapa kita tidak mengambil momentum di pasar luar negeri saja dengan yield yang sedang bagus-bagusnya,” tandasnya. 

Meski begitu, Luky menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan kajian dan perhitungan matang dalam keputusan menerbitkan global bond untuk pembiayaan APBN 2019. 

Baca Juga: Antisipasi pelebaran defisit, pemerintah terbitkan global bond baru

Pertimbangan tersebut meliputi situasi pasar global dan domestik, profil risiko utang seperti utang jatuh tempo dan risiko valas, serta pertimbangan biaya dana (cost of fund

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×