Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah memastikan harga kebutuhan pangan hingga akhir tahun akan stabil. Hal ini diungkapkan pemerintah meski tingkat permintaan pangan akan meningkat seiring dengan masa liburan akhir tahun dan hari raya Natal.
Menurut pemerintah, kunci utama dalam menjaga harga agar tetap stabil adalah dengan menjaga pasokan tidak kurang.
Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Khrisnamurti mengatakan, yang menjadi kendala setiap akhir tahun adalah terhambatnya distribusi pangan akibat musim hujan. Ia mencontohkan suply hortikultura yang sedikit terhambat karena rusak selama diperjalanan. Oleh karenanya harga untuk bahan-bahan hortikultura seperti cabai masih berfluktuasi.
Bayu berharap, pengusaha tidak menaikan harga kebutuhan hortikultura karena gangguan ini. “Memang pasti ada loss dari kendala cuaca ini, tapi jangan naikkan harga,” ujar Bayu, Rabu (18/12) di Jakarta.
Selebihnya, menurut Bayu ketersediaan kebutuhan pokok lainnya relatif tidak mengalami masalahnya. Misalnya saja untuk harga beras yang turun dari biasanya karena pasokan yang surplus. Bukan hanya beras, menurut Bayu harga gula, daging dan minyak goreng juga lebih stabil. Meski demikian, harga-harga kebutuhan tersebut bukannya tanpa ancaman kenaikan.
Tingginya permintaan menjelang akhir tahun, ditambah pelemahan kurs mata uang bisa menjadi dijadikan alasan oleh pedagang untuk menaikan harganya. Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengatakan harga beras sudah berada di kisaran Rp 8.100-Rp 8.200 per Kilogram (Kg). Sutarto memperkirakan hingga akhir tahun bisa kembali turun.
Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin menambahkan dengan kondisi harga pangan yang lebih stabil, dia optimistis hingga akhir tahun inflasi bisa dijaga di level yang aman. Sebab, yang mejadi pendorong utama inflasi adalah kenaikan harga pangan. “Kalau harga pangan bisa dijaga seperti sekarang, inflasi aman,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News