Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Ambruknya pasar modal di China membuat Indonesia waspada. Bank Indonesia (BI) menilai permasalahan yang terjadi di negeri tirai bambu tersebut sangat berpengaruh bagi kondisi ekonomi Indonesia.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, ekonomi China sangat dekat dengan Indonesia. Risiko yang menimpa China lebih tinggi dampaknya dibanding kisruh yang terjadi di negeri Yunani. Kondisi yang terjadi di China saat ini dampaknya bukan hanya terhadap pasar keuangan, namun juga pada perdagangan.
Ia menjelaskan, China mengalami koreksi pasar modal di mana dalam satu bulan terakhir pasar modal China terkoreksi hingga 30%. "Saya rasa kita harus antisipasi ini. Karena China itu sangat menjadi pusat bagi pertumbuhan regional dan dunia," ujarnya, Rabu (8/7).
Kalau koreksi pasar modal China terus terjadi dan cukup tajam maka dampaknya bisa berantai. Dampak yang akan langsung terasa adalah pada nilai tukar. Maka dari itu, Indonesia perlu mawas diri dan betul-betul tidak mengantungkan diri pada kondisi global.
Cara yang harus dilakukan adalah menjaga fundamental. Inflasi yang terkendali dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat yaitu ke arah 2,5% dari PDB perlu untuk terus dipantau. "Daya tahan Indonesia harus dijaga," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News