kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Para Pejabat Incar Posisi Ketum PSSI, Anggota Komisi X Ingatkan Bukan Jabatan Politik


Senin, 16 Januari 2023 / 11:48 WIB
Para Pejabat Incar Posisi Ketum PSSI, Anggota Komisi X Ingatkan Bukan Jabatan Politik
ILUSTRASI. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Anggota Komisi X DPR Robert J. Kardinal meminta para pejabat negara tidak ikut cawe-cawe dalam kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI. 

Menurutnya, anjloknya prestasi sepak bola Indonesia saat ini karena diurus oleh orang-orang yang sama sekali tidak kompeten. Masuk PSSI cuma kejar jabatan dan juga popularitas.

"Sepakbola kita ini sudah berpuluh-puluh tahun, persoalannya ya itu-itu saja dan tidak pernah ada perbaikan. Itu karena sepak bola kita dikelola sama orang-orang yang sama sekali bukan di bidangnya. Masuk PSSI cuma kejar jabatan, kejar popularitas," kata Robert dalam keterangannya, Senin (16/1).

Politisi asal Papua Barat ini mencermati jabatan Ketua Umum dan jajaran pengurus PSSI selama ini justru ditempati oleh orang-orang yang sebenarnya sepanjang kariernya justru tidak pernah berurusan dengan sepak bola. Bahkan mengelola klub pun tidak pernah. 

Baca Juga: Ini Deretan Artis dan Petinggi Klub yang Dukung Erick Thohir Jadi Ketua PSSI

"Akhirnya (kelola sepak bola) pakai duit negara pun tidak berhasil. Sponsor kabur, pengusaha juga ogah jadi sponsor karena sepak bola kita dikelola serampangan. Jangankan berprestasi di Asia Tenggara, lawan Vietnam yang sepak bolanya baru bangkit kita pun tidak pernah menang," ujarnya lirih.

Dia pun meminta PSSI belajar dari negara-negara lain yang sukses dalam mengelola sistem olahraga sepak bolanya. Mereka bisa maju karena sepak bola mereka dikelola secara profesional oleh orang-orang yang jiwa dan raganya memang sudah di sepak bola.

Mereka ini para pemain, pelatih, dan pihak lainnya yang memang setiap harinya bergelut di industri sepak bola. "Jadi bukan karena punya jabatan, punya uang, lalu mendadak daftar dan jadi Ketua Umum PSSI. Akhirnya sepak bola kita prestasinya jadi hancur," tegasnya.

Lebih lanjut politisi senior Fraksi Golkar ini menilai, banyak cara untuk ikut berkontribusi dalam mendukung kemajuan sepak bola Indonesia tanpa harus duduk di PSSI.

"Kalau mau support, ya dalam bentuk lain misalnya jadi sponsor, berikan pendanaan atau bentuk lainnya. Tapi tidak perlu jadi ketua umum. Itu namanya gotong royong," ujarnya.

Baca Juga: Mochamad Iriawan Resmi Tak Mencalonkan Diri Jadi Ketum PSSI

Dia pun menyayangkan masih ada pejabat negara yang ikut cawe-cawe dalam bursa Ketua Umum PSSI. Padahal, dia punya tugas negara lebih besar di jabatan tersebut. Menurutnya, prestasi sepak bola akan sulit diraih jika masih terus diseret ke urusan politik.

"Sebaiknya (Ketua Umum PSSI) ini diberikanlah kepada para mantan-mantan pemain bola, pelatih, atau memang yang kompeten urus PSSI. Jiwa dan raganya benar-benar di sepak bola, tidak berpikiran politik, cari duit, cari popularitas," ujarnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×