Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah melakukan rapat perkembangan realisasi kebijakan paket lama yang dikeluarkan pada Agustus 2013 lalu. Salah satunya adalah implementasi penggunaan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel sebesar 10% dalam porsi biosolar. Kebijakan ini dijelaskan pemerintah berjalan baik dan sesuai dengan target yang diharapkan.
Hingga Oktober 2013, aplikasi 10% biodiesel dalam biosolar sudah menghemat cadangan devisa (cadev) sebesar US$ 200 juta. Sebagai informasi, kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) ini baru berjalan pada September 2013.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penghematan cadev akibat biodiesel ini cukup signifikan. Berdasarkan perhitungan pemerintah, hingga akhir tahun 2013 akan secara total menghemat cadev sebesar US$ 456 juta. Terdiri dari US$ 298 juta untuk PSO dan US$ 158 juta untuk non PSO.
Pemerintah optimistis akan menurunkan beban impor migas dengan biodiesel ini. Asal, "Semua suplai tidak ada gangguan," ujar Hatta, Jumat (29/11).
Transportasi PSO yang menggunakan campuran biodiesel 10%, sekarang ini sudah mendekati 10%. Transportasi non-PSO masih kecil yaitu 3%. Sedangkan untuk industri dan komersial sebesar 5% dan pembangkit listrik sebesar 7,5%.
Di tahun 2014 pemerintah akan terus menggenjot mandatary biodiesel ini, di mana semua sektor diharapkan sudah menggunakan campuran 10% dalam biosolarnya. Sehingga di tahun 2014 secara penuh hingga akhir tahun penghematan cadangan devisa yang diakibatkan bisa menembus level US$ 3,89 miliar.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan penggunaan biodiesel ini akan sangat signifikan dalam upaya mengecilkan current account defisit atawa defisit transaksi berjalan. Dengan penghematan di tahun depan yang bisa menembus US$ 3,89 miliar tentu akan menjadi sinyal positif bagi kondisi neraca dagang.
Target pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang ingin mengecilkan defisit menjadi di bawah 3% dari PDB di tahun depan menjadi hal yang tidak mustahil. "Bisa disimpan defisit kita yang datang dari migas," tandas Chatib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News