Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha bidang karet menyampaikan dikeluarkannya industri Crumb Rubber dari Daftar Negatif Investasi (DNI) bukan karena minimnya investor yang tertarik pada bidang tersebut. Melainkan karena investor enggan mengadakan pembukaan lahan kebun karet.
"Investor maunya bikin pabrik dan enggan invest diperkebunan karet atau bermitra dan berplasma. Karena keengganan tersebutlah, maka itu tidak ada tambahan investasi seperti yang di laporkan. Jadi sudah jelas kenapa tidak nambah investasi," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia ( Gapkindo) Moenardji Soedargo, Senin (19/11).
Keberatan tersebut bisa jadi bersumber dari Peraturan Presiden 44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
Untuk industri crumb rubber disyaratkan boleh dengan izin khusus dari Menteri Perindustrian dengan ketentuan terpadu dengan pengembangan perkebunan karet: a. pemenuhan kebutuhan bahan baku paling kurang 20% dari kapasitas produksi berasal dari kebun karet sendiri; dan b. Pemenuhan kebutuhan bahan baku paling banyak 80% dengan pola kemitraan dengan paling sedikit dari luas kebun 20% merupakan kebun plasma.
Moenardji menyatakan aturan ini sebenarnya sudah tepat untuk memastikan keberlanjutan lahan karet yang kian tahun terus menurun. Maka kekhawatirannya kini, bila industri crumb rubber dilepas dari DNI tanpa syarat, akan menghapus ketersediaan ini.
"Kalau DNI dibuka tanpa syarat, Industri Crumb Rubber akan makin banyak tanpa jaminan pertumbuhan ketersediaan bahan baku karet dari perkebunan," katanya.
Oleh karenanya, ketimbang membuka lini investasi baru, Moenardji ingin pemerintah lebih fokus pada keberlanjutan lahan karet melalui program peremajaan perkebunan karet. "Lebih baik perkuat industri perkaretan nasional secara holistik bersamaan," katanya.
Terkait hal ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui program peremajaan karet memang sedang dikaji. Alasannya karena pasar karet internasional tengah jenuh dan terlihat dari harga global yang terus turun. "Karet alam kalau harga terlalu rendah, maka tidak ada replanting, maka produktivitas turun, sehingga mendorong harga turun lagi karena kualitas nya menurun," jelasnya.
Maka untuk mendapatkan pendanaan untuk melakukan peremajaan ini, industri crumb rubber untuk kebutuhan aspal harus dipacu untuk menghasilkan pendapatan dan produk yang bisa diekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News