Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Dhony Rahajoe mengatakan bahwa 11 Letter of Intent (LoI) dari sektor swasta kini sedang dalam proses.
Ia menjelaskan, proses yang dimaksud ialah mulai dari meneliti bagaimana skala perusahaan yang menyatakan minat, serta memadukan dengan skala prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah.
"LoI dari Malaysia kita masih proses. Sebelum SIPP itu kan LoI itu diproses. Proses investasi itu nggak semudah itu. Kita akan teliti skala perusahaan, kemudian minat, kemudian kebutuhan utama yang critical yang kita perlu kejar," kata Dhony ditemui usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Senin (16/1).
Ia menegaskan bahwa semua komitmen yang masuk untuk investasi di IKN masih dalam proses. Ia berharap semua minat yang masuk dapat terfasilitasi.
Baca Juga: Kementerian PUPR Akan Lelang Proyek IKN Senilai Rp 23,7 Triliun pada 2023
Menurutnya ada banyak lahan pekerjaan di proyek IKN yang dapat digarap secara gotong royong oleh para investor dalam negeri atau luar negeri.
"Masih banyak yang kita proses investor ini yang ngantri mungkin ada 70-an investor yang sudah ngantri kemarin kan 52. Dan yang ngantri mayoritas dari investor dari dalam negeri," ungkap Dhony.
Terkait akan ada dua perusahaan dari Malaysia yang akan ikut menambah deretan minat ke IKN Dhony sudah mendengarnya. Namun hingga saat ini belum ada LoI dari dua perusahaan Malaysia yang dikabarkan akan susul 11 LoI di IKN.
"Belum (ada LoI-nya) tapi kami sudah dengar adanya itu (dua perusahaan Malaysia akan nyatakan minat)," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan, 11 LoI tersebut berasal dari 10 perusahaan asal Malaysia. Seluruhnya menyatakan minat untuk menanamkan investasi di IKN.
Ia menyebut dalam waktu dekat akan ada dua perusahaan lagi yabg akan akan menyusul menyatakan minat pada proyek IKN.
"Akan tambah dua syarikat (perusahaan) lagi di sektor pengolahan limbah. Jadi dari waste to energy," kata Zafrul kepada dalam wawancara khusus bersama Kontan.co.id, Selasa (10/1).
Baca Juga: Proyek IKN Berjalan, Begini Prospek Emiten Konstruksi di 2023
Ia mengatakan, 11 LoI tersebut berasal dari 10 perusahaan yang terdiri dari sektor energi terbarukan, elektronik, pengolahan air, infrastruktur jalan dan properti development.
Adapun total investasi dari minat yang sudah dinyatakan tersebut ialah US$ 1 miliar.
"Masih lagi dalam perbincangan. Tapi sekurang-kurangnya US$ 1 billion. Karena ini kan semua jangka panjang jadi kita harus terus berbincang," imbuhnya.
Ia menegaskan saat ini pihak Indonesia dan Malaysia masih terus membahas mengenai apa saja insentif yang ditawarkan terhadap proyek di IKN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News