Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Project Consultan Asian Development Bank Institute Eric Alexander Sugandi memperkirakan, neraca dagang pada Bulan Oktober akan mengalami surplus sekitar US$ 300 juta
Dengan kinerja ekspor akan mengalami penurunan sebesar 9,6% secara year on year (yoy) dan kinerja impor yang menurun sebesar 5,4% secara yoy. "Penurunan harga minyak mempengaruhi sisi ekspor maupun impor," tutur Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (14/11).
Eric memperkirakan, kinerja Ekspor di Oktober akan sebesar US$ 13,8 miliar dan nilai impor akan mencapai US$ 13,5 miliar. "Jadi ada surplus. Untuk angka, secara month on month, kinerja ekspor tersebut turun 7,0% tetapi impor menurun 7,7%," jelas Eric.
Bila dilihat secara month on month, Eric memperkirakan impor menurun lebih cepat dibandingkan penurunan ekspor. Menurutnya, adanya kebijakan perluasan B20 juga seharusnya sudah berpengaruh pada penurunan impor. Tak hanya itu, penyebab lain penurunan impor ini adalah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.
September lalu, Badan Pusat Statistik mengumumkan surplus neraca perdagangan pada September sebesar US$ 230 juta, dengan surplus nonmigas sebesar US$ 1,30 miliar dan defisit migas sebesar US$ 1,07 miliar.
Nilai ekspor di September pun dilaporkan sebesar US$ 14,83 miliar atau menurun 6,58% dari Agustus dan meningkat 1,70% dari September 2017. Sementara, nilai ekspor di September sebesar USS 14,60 miliar atau menurun 13,18% dari Agustus tetapi meningkat dari September 2017 sebesar 14,18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News