Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Maret 2019 mengalami surplus US$ 540 juta. Kondisi ini diluar dugaan beberapa ekonom yang dihubungi Kontan.co.id.
Surplus disebabkan ekspor yang meningkat lebih jauh dari pada peningkatan impor secara bulanan. "Secara bulanan kenaikan ekspor dipicu ekspor nonmigas, dan impor juga karena peningkatan impor nonmigas," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/4).
Nilai ekspor tercatat sebesar US$ 14,03 miliar, sedangkan nilai impor tercatat lebih rendah senilai US$ 13,49 miliar.
Kinerja ekspor mengalami kenaikan 11,71% dibanding Februari 2019, namun turun 10,01% secara tahunan. Ekspor migas pada Maret 2019 tercatat US$ 1,09 miliar, sementara ekspor non-migas US$ 12,93 miliar.
Kinerja impor mengalami kenaikan sebesar 10,31% dibandingan Februari 2019 namun turun 6,76% secara tahunan. Baik impor migas maupun non-migas masing-masing tercatat US$ 1,54 miliar dan US$ 11,95 miliar.
Dengan demikian secara kumulatif Januari-Maret 2019 ekspor dan impor tercatat masing-masing US$ 40,51 miliar dan US$ 40,7 miliar. Sehingga defisit neraca perdagangan secara kumulatif tercatat sebesar US$ 190 juta.
Impor migas dan non-migas masing-masing tercatat US$ 4,78 miliar dan US$ 35,92 miliar. Sedangkan ekspor migas dan non-migas masing-masing sebesar US$ 3,43 miliar dan US$ 37,07 miliar.
Ke depan, Suhariyanto mengatakan Indonesia masih perlu mewaspasai perlambatan ekonomi global. Terutama negara tujuan utama ekspor yang juga diprediksi akan mengalami perlambatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News