kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Musim kering mengancam ketahanan pangan


Senin, 06 Agustus 2012 / 15:00 WIB
Musim kering mengancam ketahanan pangan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan kekeringan yang melanda sejumlah negara menjadi peringatan serius terhadap ketahanan pangan. Pasalnya, kekeringan ini telah mengakibatkan harga pangan melambung.

"Sudah mulai ada peringatan dini dari lembaga internasional bahwa harga pangan secara global bisa mengalami kenaikan," kata SBY dalam pengantar sidang kabinet di Kementerian Pertanian, Senin (6/8).

Belum lama ini, kekeringan yang melanda Amerika Serikat telah membuat perajin tempe dan tahu meradang. Mereka sempat menghentikan produksi. Ini karena harga kedelai yang melambung tinggi.

Karena itu, SBY menekankan jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II untuk bekerja keras meningkatkan ketahanan pangan. Dia menekankan pada kemandirian dan tidak mengandalkan pasokan komoditas pangan dari luar negeri.
"Bukan hanya beras tetapi juga jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai nantinya," jelasnya.

Sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014, setidaknya ada lima komoditas pokok yang harus diperkuat adalah padi beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Pemerintah menargetkan surplus beras 10 juta ton pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×