kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Musim kering mengancam ketahanan pangan


Senin, 06 Agustus 2012 / 15:00 WIB
Musim kering mengancam ketahanan pangan
ILUSTRASI. PP London Sumatra Indonesia berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,20 triliun pada kuartal I-2021


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan kekeringan yang melanda sejumlah negara menjadi peringatan serius terhadap ketahanan pangan. Pasalnya, kekeringan ini telah mengakibatkan harga pangan melambung.

"Sudah mulai ada peringatan dini dari lembaga internasional bahwa harga pangan secara global bisa mengalami kenaikan," kata SBY dalam pengantar sidang kabinet di Kementerian Pertanian, Senin (6/8).

Belum lama ini, kekeringan yang melanda Amerika Serikat telah membuat perajin tempe dan tahu meradang. Mereka sempat menghentikan produksi. Ini karena harga kedelai yang melambung tinggi.

Karena itu, SBY menekankan jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II untuk bekerja keras meningkatkan ketahanan pangan. Dia menekankan pada kemandirian dan tidak mengandalkan pasokan komoditas pangan dari luar negeri.
"Bukan hanya beras tetapi juga jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai nantinya," jelasnya.

Sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014, setidaknya ada lima komoditas pokok yang harus diperkuat adalah padi beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Pemerintah menargetkan surplus beras 10 juta ton pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×