Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terus mendorong pembangunan terowongan jalan di Indonesia.
Menurutnya, terowongan jalan memiliki kelebihan dalam menjaga alam dan lansekapnya, serta memangkas jarak tempuh.Meskipun, tetap perlu pertimbangan soal sisi biaya dan risiko konstruksi.
Basuki mengatakan infrastruktur terowongan sebenarnya bukan teknologi baru sebab sudah diterapkan untuk membangun bendungan berupa saluran pengelak. "Namun dibidang jalan memang agak terlambat. Untuk itu, kta dorong agar lebih banyak terowongan dalam pembangunan jalan," imbuh Basuki dalam rilisnya, Jumat (20/9).
Baca Juga: Jalan tol layang Jakarta-Cikampek II akan dilakukan uji beban menggunakan 16 truk
Saat ini, Kementerian PUPR tengah membangun terowongan di ruas Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan panjang 472 meter dan diameter 14 meter. Pembangunannya menggunakan metode New Austrian Tunneling Methods (NATM).
Terowongan ini berada di seksi II Jalan Tol Cisumdawu. Jalan tol ini panjangnya 61,5 kilometer yang terdiri atas enam seksi. Seksi 1-3 sepanjang 32,3 kilometer ditargetkan rampung akhir tahun 2020. Ada pun sisanya, seksi 4-6 sepanjang 29,2 kilometer sebagian dalam tahap konstruksi, sebagian dalam tahap pembebasan pembebasan lahan.
Teknologi terowongan juga akan diterapkan pada ruas Tol Padang-Pekanbaru sebanyak lima terowongan dengan total panjang 8,95 km yang menembus pegunungan Bukit Barisan. Selain di infrastruktur jalan, terowongan saat ini juga banyak digunakan dalam pembangunan seperti Bendungan Kuwil, Way Sekampung, dan lainnya.
Baca Juga: Melihat Mandalika yang siap mendunia lewat sirkuit berpanorama pantai dan bukit
Selain itu, menurut Menteri Basuki, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Jepang tengah menyiapkan perencanaan pembangunan terowongan pada ruas Tol Bengkulu-Muara Enim.
Pembangunan terowongan ini memiliki tantangan luar biasa karena menembus kawasan Bukit Barisan yang merupakan kawasan rawan bencana gunung api dan gerakan tanah. Sehingga upaya mitigasi bencana pada tahap perencanaan menjadi sangat penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News