kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri BUMN ajukan PMN Rp 72 triliun, DPR: Jangan lupa setor dividen ke negara


Jumat, 09 Juli 2021 / 14:49 WIB
Menteri BUMN ajukan PMN Rp 72 triliun, DPR: Jangan lupa setor dividen ke negara
ILUSTRASI. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajukan anggaran sebesar Rp 72,44 triliun kepada Komisi VI DPR untuk menyuntik 12 perusahaan pelat merah.

Kucuran dana tersebut menggunakan mekanisme penyertaan modal negara (PMN) yang nantinya akan menjadi bagian dari uang negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022. 

Anggota Komisi VI DPR RI Elly Rahmat Yasin mengatakan pemerintah seharusnya juga menyampaikan rencana kerja BUMN penerima PMN di tahun depan, sehingga bisa menggambarkan setoran dividennya. Sebab, tahun depan BUMN ditargetkan memberikan dividen kepada negara sebesar Rp 40 triliun.

Sementara menurut Elly, umumnya dividen paling banyak disetor oleh Himbara. Masalahnya, perusahaan pelat merah yang mendapatkan PMN tahun depan mayoritas berasal bukan dari sektor perbankan.

“Jadi jangan sampai terulang terus menurun, dapet PMN berulang-ulang tapi tetap merugi. Yang dapat PMN harus kasih tau prospeknya mau kasih dividen berapa? Jangan sampai seperti yang langganan rugi Garuda, PLN, PT Pal,” kata Elly saat Rapat Kerja dengan Menteri BUMN, Kamis (8/7).

Baca Juga: Kementerian BUMN usul gelontorkan PMN Rp 9 triliun ke BNI dan BTN pada tahun depan

Adapun 12 BUMN yang diajukan mendapatkan PMN pada 2022 antara lain:

1.   PT Hutama Karya sebesar Rp 31,35 triliun untuk penugasan pembangunan jalan tol trans Sumatera.

2.   PT Aviasi Pariwisata Indonesia senilai Rp 9,31 triliun guna penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan infrastruktur aviasi, serta lahan dan penyelesaian proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

3.   PT PLN sebesar Rp 8,23 triliun untuk membiayai program pendanaan infrastruktur ketenagakerjaan, membangun transmisi gardu induk dan distribusi listrik pedesaan untuk tahun pembangunan  2021-2022

4.   PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 7 triliun untuk pengembangan bisnis dan penguatan modal guna meningkatkan modal tier I dan capital adequacy ratio (CAR).

5.   PT KAI sebesar Rp 4,1 triliun untuk penugasan dukungan dalam rangka menjalankan proyek strategis nasional (PSN) kereta cepat untuk menutup cost overrun.

6.   PT Waskita Karya (WSKT) sebesar Rp 3 triliun digunakan untuk restrukturisasi penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi.

7.   PT BPUI sebesar Rp 2 triliun berkaitan dengan restrukturisasi Jiwasraya yang sampai dengan saat ini sudah selesai seluruh polis per 31 Mei 2021

8.   PT Adhi Karya senilai Rp 2 triliun untuk penyelesaian tol DIY-Solo, DIY-Bawen dan proyek SPAM Karian.

9.   PT Perumnas sebesar Rp 2 triliun guna program perumahan rakyat Jakarta-Medan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBK).

10.PT Bank Tabungan Negara (BBTN) sebesar Rp2 triliun guna penguatan modal untuk meningkatkan Tier I Capital dan CAR.

11.PT RNI sebesar Rp 1,2 triliun sebagai penguatan industri pangan dan peningkatan inklusifitas petani, peternak, nelayan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

12.PT Damri sebesar Rp 250 miliar untuk penyediaan armada untuk program penugasan.

Selanjutnya: Bankir putar otak untuk cari peluang penyaluran kredit pada semester kedua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×