kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Ekonomi Indonesia masih mampu digenjot


Selasa, 20 Juni 2017 / 12:57 WIB
Menkeu: Ekonomi Indonesia masih mampu digenjot


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat, perekonomian Indonesia sedang dalam momentum positif dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Ia mengatakan, dalam hal ini yang menonjol adalah ekspor dan impor yang sudah tumbuh positif dari tahun-tahun sebelumnya

Bila melihat secara total, menurut Sri Mulyani, perekonomian Indonesia tengah dihadapkan pada tantangan baik dari sisi demand maupun supply. Dari sisi demand, ia menilai bahwa pemerintah perlu menjaga supaya demand bisa menjadi penggerak motor perekonomian.

“Maka saya melihat investasi, konsumsi, government spending, maupun ekspor akan kami perbaiki,” ucap Sri Mulyani di kantornya, Senin (1/6) malam.

Nah, dari sisi demand, lanjut Sri Mulyani, kemungkinan motor penggerak yang bisa menjanjikan tahun ini dan tahun depan adalah ekspor yang bisa tumbuh positif. Adapun investasi yang selama ini tumbuh di atas 6%.

“Kalau bisa 8%, perekonomian Indonesia bisa meningkat mencapai 5,3%,” katanya.

Untuk bisa mencapai 8%, menurut dia, tidak mungkin hanya memompa dari defisit APBN saja. Ia menggarisbahwahi bahwa yang paling penting adalah dari swasta, termasuk kontribusi dari kredit perbankan, capital market, dan dari sisi BUMN.

Sementara dari sisi supply, Sri Mulyani melihat ada motor penggerak dari sektor pertanian yang demand-nya cukup baik dan produksinya bisa mengimbangi. Adapun sektor jasa juga memegang peranan di mana selama ini pertumbuhannya cepat dan biasanya tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, sektor yang perlu diberikan perhatian lebih adalah sektor manufaktur. “Produksi dari manufaktur tergantung cost of doing business dan investment climate makanya kebijakan Menko Perekonomian menjadi sangat penting,” ujar dia.

Secara keseluruhan, dia melihat bahwa sisi demand perekonomi Indonesia masih bisa digenjot ditambah dengan respon dari supply-nya yang cukup besar.

“Karena yang ingin kami lakukan adalah investasi bukan consumption,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×