Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Gonjang-ganjing politik di tanah air diharapkan tidak mengganggu ekonomi dan investasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah terus melakukan usaha supaya kepercayaan terhadap perekonomian dalam negeri tetap bisa terjaga dengan baik.
“Kami akan terus berusaha untuk bisa meyakinkan bahwa suasana kemanana ataupun ketertiban dan proses politik di Indonesia dilihat sebagai proses demokrasi yang aman dan normal. Kami harap ini tidak mengganggu confidence bagi perbaikan ekonomi kita,” kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jumat (12/5).
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, memang ada dari kalangan pengusaha yang mengkhawatirkan situasi politik yang saat ini kurang kondusif sehingga bisa mempengaruhi bergulirnya roda perekonomian.
Ia mengatakan, keamanan dan jaminan berusaha di mana pengusaha menanamkan modalnya sangat penting untuk dijaga. “Kami menunggu rekonsiliasi politik segera dan meminimkan dampak negatif ke perekonomian,” katanya kepada KONTAN, Kamis (11/5).
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Industri Keuangan Non Bank Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidhi Widyapratama mengatakan, sebagian pengusaha memutuskan tidak jadi membawa pulang hartanya ke Indonesia atau repatriasi melalui program tax amnesty karena panasnya suhu politik di dalam negeri.
“Tentu sosiopolitik harus dijaga karena sangat mempengaruhi. Pengusaha banyak wait and see. Banyak yang menyesal telah repatriasi,” katanya.
Terkait hal ini, Sri Mulyani mengatakan, seiring pemerintah berusaha menjaga kepercayaan, keamanan, serta persepsi terhadap risiko di Indonesia agar tetap bisa terjaga dengan baik. Ia berharap harta repatriasi yang sudah dikomitmenkan oleh Wajib Pajak untuk dibawa ke dalam negeri.
“Kami akan tetap sesuai dengan apa yg telah disampaikan WP yang sudah ikut amnesti pajak. Kalau bentuknya adalah repatriasi, kita berharap harta itu dibawa ke indonesia sesuai dengan apa yang disampaikan,” ucapnya.
Adapun baru-baru ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0.77% di level 5653.008 pada 10 Mei 2017 lalu. Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, hal ini disebabkan oleh masih melemahnya rupiah dan adanya aksi jual investor.
“Khususnya investor lokal yang panik dengan kondisi hukum dan politik di Indonesia telah membuat laju IHSG terus mendekam di zona merah,” ujarnya, Jumat (12/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News