kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Menkeu Bakal Keliling Kementerian yang Lamban Serap Anggaran, Ekonom Soroti Hal Ini


Senin, 22 September 2025 / 15:12 WIB
Menkeu Bakal Keliling Kementerian yang Lamban Serap Anggaran, Ekonom Soroti Hal Ini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Ekonom Wijayanto Samirin menyoroti ihwal rencana Menkeu Purbaya yang hendak keliling ke K/L yang melakukan penyerapan anggaran 2025.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti ihwal rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang hendak keliling ke Kementerian/Lembaga (K/L) di mana dinilai lamban melakukan penyerapan anggaran pada tahun 2025.

Wijayanto menjelaskan bahwa bila dilihat dari belanja pemerintah pusat hingga semester I 2025, relatif lebih besar ketimbang periode yang sama tahun 2024.

“Belanja pusat sebenarnya dari sisi nominal, belanja semester I 2025 relatif lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2024 (masing-masing) Rp 1.006 triliun (tahun 2025) vs Rp 998 triliun (tahun 2024),” ujarnya kepada KONTAN, Senin (22/9).

Wijayanto mengungkapkan bahwa penyerapan anggaran dirasa lamban disebabkan karena banyaknya Kementerian baru di Kabinet Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, banyaknya kementerian tersebut belum diimbangi dengan struktur organisasi yang lengkap.

Baca Juga: Laba Bank Syariah Indonesia (BRIS) Tumbuh 10,21% pada Kuartal II-2025

“Penyerapan terasa relatif lamban karena banyak kementerian baru dengan struktur organisasi yang belum lengkap. Tahun 2026, rasanya tidak ada lagi alasan terlambat realisasi belanja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan, belanja pemerintah mewakili sekitar 15% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan keterlambatan eksekusi anggaran maka berdampak pada kinerja PDB.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bakal mendatangi kementerian/Lembaga (K/L) yang lambat menyalurkan anggaran belanjanya.

Ia menyampaikan bahwa seretnya belanja bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk adanya beberapa kementerian baru yang mungkin belum terbiasa. Ia mengaku tidak mengetahui detailnya, tetapi menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan.

“Pertama mungkin kita kirim orang dari keuangan untuk membantu mereka, kalau nggak bisa surat-surat segala macam ya. Terus kalau nggak bisa juga kita dampingi. Nanti secara reguler, kementerian yang lambat saya akan datangi, dan meeting dengan mereka,” tutur Purbaya kepada awak media, Kamis (11/9).

Semua itu, jelasnya, bertujuan agar seluruh proses bisa bergerak lebih cepat, karena pada akhirnya publik juga yang akan mempertanyakan hal tersebut.

Purbaya juga berkomitmen akan mempercepat penyerapan anggaran pemerintah yang selama ini kerap berjalan lambat. Ia menilai belanja negara yang tidak terserap optimal menjadi salah satu penyebab lemahnya daya dorong fiskal terhadap perekonomian.

Baca Juga: Realisasi APBN Per Juli: Defisit Melebar dan Penerimaan Pajak Masih Loyo

Selanjutnya: AMMAN Kembali Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Bertengger di atas US$ 3.700

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×