Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti ihwal rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang hendak keliling ke Kementerian/Lembaga (K/L) di mana dinilai lamban melakukan penyerapan anggaran pada tahun 2025.
Wijayanto menjelaskan bahwa bila dilihat dari belanja pemerintah pusat hingga semester I 2025, relatif lebih besar ketimbang periode yang sama tahun 2024.
“Belanja pusat sebenarnya dari sisi nominal, belanja semester I 2025 relatif lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2024 (masing-masing) Rp 1.006 triliun (tahun 2025) vs Rp 998 triliun (tahun 2024),” ujarnya kepada KONTAN, Senin (22/9).
Wijayanto mengungkapkan bahwa penyerapan anggaran dirasa lamban disebabkan karena banyaknya Kementerian baru di Kabinet Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, banyaknya kementerian tersebut belum diimbangi dengan struktur organisasi yang lengkap.
Baca Juga: Laba Bank Syariah Indonesia (BRIS) Tumbuh 10,21% pada Kuartal II-2025
“Penyerapan terasa relatif lamban karena banyak kementerian baru dengan struktur organisasi yang belum lengkap. Tahun 2026, rasanya tidak ada lagi alasan terlambat realisasi belanja,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan, belanja pemerintah mewakili sekitar 15% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan keterlambatan eksekusi anggaran maka berdampak pada kinerja PDB.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bakal mendatangi kementerian/Lembaga (K/L) yang lambat menyalurkan anggaran belanjanya.
Ia menyampaikan bahwa seretnya belanja bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk adanya beberapa kementerian baru yang mungkin belum terbiasa. Ia mengaku tidak mengetahui detailnya, tetapi menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan.
“Pertama mungkin kita kirim orang dari keuangan untuk membantu mereka, kalau nggak bisa surat-surat segala macam ya. Terus kalau nggak bisa juga kita dampingi. Nanti secara reguler, kementerian yang lambat saya akan datangi, dan meeting dengan mereka,” tutur Purbaya kepada awak media, Kamis (11/9).
Semua itu, jelasnya, bertujuan agar seluruh proses bisa bergerak lebih cepat, karena pada akhirnya publik juga yang akan mempertanyakan hal tersebut.
Purbaya juga berkomitmen akan mempercepat penyerapan anggaran pemerintah yang selama ini kerap berjalan lambat. Ia menilai belanja negara yang tidak terserap optimal menjadi salah satu penyebab lemahnya daya dorong fiskal terhadap perekonomian.
Baca Juga: Realisasi APBN Per Juli: Defisit Melebar dan Penerimaan Pajak Masih Loyo
Selanjutnya: AMMAN Kembali Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Bertengger di atas US$ 3.700
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News