Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mesin politik di tahun ini sudah mulai memanas. Tak hanya untuk pemilihan kepala daerah tapi juga bagi pemilihan presiden (Pilpres) di 2019.
Minggu lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengumumkan akan mengusung kembali Presiden Joko Widodo sebagai calon presiden di Pilpres tahun depan. Tak ayal, hal ini membuat perhatian, tak hanya di kalangan politikus namun, juga di kalangan pengusaha. Lalu bagaimana kriteria calon presiden yang diidamkn para pengusaha?.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, yang pasti pengusaha ingin presiden yang dapat menumbuhkan ekonomi dengan sehat dan berkualitas.
Untuk itu, presiden butuh mengikutsertakan pihak profesional, khususnya ekonomi, dalam membentuk kabinet. Sebab, presiden tidak bisa bekerja sendiri. Terlebih, apa yang diinginkan presiden akan dijalankan oleh para menterinya.
"Jadi pemilihan kabinet yang kuat, berkualitas, dan profesional adalah keinginan para pengusaha. Yang penting, para pembantu presiden harus mengetahui betul situasi ekonomi kita," ungkap Hariyadi saat dihubungi Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
Ditanya bagaimana peluang Jokowi di tahun depan, ia enggan menjawabnya langsung. Tapi ia mengakui apa yang dilakukan Jokowi memang sudah sesuai dengan keinginan para pengusaha. Mulai dari kebijakan demi kebijakan hingga yang terakhir, meluncurkan empat kelompok penerima insentif investasi itu berdampak baik bagi dunia usaha.
"Apa yang dikeluhkan presiden, seperti nilai ekspor dan investasi memang sama seperti yang dialami pengusaha," tambahnya. Maka tak heran, ia memprediksi di tahun ini motor ekonomi akan lebih baik. Hal itu dilihat baik dari komoditas, makro dalam negerti dan keadaan global mulai menunjukkan trem positif.
Tak hanya itu, likuiditas perbankan juga dinilainya cukup bagus. Sehingga, lanjut Hariyadi, persepsi para pengusaha saja ini membaik. "Kan yang paling penting adalah persepsi dunia usaha dan pengusaha, sudah baik," tutup dia.
Pandangan pengamat politik
Tak hanya dari sisi pengusaha, posisi Jokowi di tahun depan juga dinilai sangat kuat. Pengamat politik Boni Hargens menyampaikan, dukungan dari PDI Perjuangan ini menambah amunisi bagi Jokowi setelah sebelumnya Nasdem, Golkar, Hanura, dan Perindo menyatakan dukungan sebagai calon presiden 2019.
"Tetapi politik selalu dinamis, isu-isu yang akan berkembang menjelang 2019 akan terus mempengaruhi peta politik. Yang paling penting saat ini bagaimana menahan tensi politik identitas agar tidak meningkat terus, tapi untuk saat ini peluang Jokowi sangat besar," jelasnya.
Tapi memang, diakuinya, sejauh ini wacana politik Pilpres masih didominasi oleh isu siapa wakil yang cocok untuk Jokowi. Artinya, Jokowi belum ada tandingannya untuk calon presiden, Memang ada nama lain seperti Prabowo dan Anies. Tapi, keduanya belum begitu signifikan dalam banyak survei politik.
Hal yang sama juga dikatakan pengamat dari lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Handri Satrio mengatakan, sangat besar bagi Jokowi untuk menang. "Hingga saat ini masih Jokowi juaranya PDIP," sambung Hendri. Terlepas dari itu, ia mempertanyakan mengapa pengumuman Jokowi sebagai calon presiden PDI Perjuangan harus dilakukan secara tertutup?.
Padahal, hal tersebut merupakan pengumuman yang cukup besar bagi sebuah partai. Sehingga dirinya menilai, pengumuman tersebut hanya strategi dari partai banteng itu untuk mengumpulkan suara di pemilihan umum kepala daerah di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News