Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 seperti pemilihan presiden dan wakil presiden maupun kepala daerah diproyeksi turut mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski baru dilaksanakan mulai tahun depan, Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mencatat dampak pesta rakyat tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023.
Ini tercermin dari pertumbuhan komponen konsumsi lembaga non profit (LNPRT) pada periode April 2023 hingga Juni 2023.
Baca Juga: BPS Catat, Dampak Pemilu Mulai Terasa di Kuartal II/2023
Adapun menurut catatan BPS, pertumbuhan konsumsi LNPRT pada kuartal II-2023 sebesar 8,62% secara tahunan atau year on year (yoy) atau naik dari pertumbuhan 6,17% yoy pada kuartal I-2023.
Kegiatan persiapan Pemilu yang cukup memberi dampak terhadap pertumbuhan, salah satunya, konsolidasi nasional oleh partai politik yang sudah mulai dilakukan.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, dampak dari pesta rakyat terhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih terasa di semester II-2023.
Pasalnya, aktivitas kampanye akan mulai masif dilakukan pada periode tersebut. Sehingga, tak hanya menggenjot pertumbuhan konsumsi LNPRT, tetapi juga akan mengungkit konsumsi rumah tangga.
Dari hitungan David, hiruk pikuk Pemilu ini akan menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,1% hingga 0,2% produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2023 maupun tahun 2024.
"Kampanye dijadwalkan akan mulai pada November 2023 hingga Februari 2024. Nah, ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur David kepada Kontan.co.id, Senin (7/8).
Baca Juga: Penjualan CPO Lesu, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Astra Agro Lestari (AALI)
Dengan mempertimbangkan faktor jelang Pemilu, David memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini berada di kisaran 5,2% yoy hingga 5,3% yoy.