kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM FEB UI berharap BI pangkas suku bunga acuan 25 bps


Rabu, 17 Februari 2021 / 20:05 WIB
LPEM FEB UI berharap BI pangkas suku bunga acuan 25 bps
ILUSTRASI. LPEM FEB UI berharap BI pangkas suku bunga acuan 25 bps


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) berharap Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2021.

“Penurunan ini untuk mendukung agenda pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas sektor keuangan,” jelas Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (17/2).

Riefky mengatakan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga, untuk mempercepat pemulihan ekonomi di semester pertama tahun ini.

Meskipun, dampak dan efektivitas kebijakan tersebut memang kurang optimal, selama pandemi Covid-19 ini belum berakhir.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri prediksi BI bakal memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps

Tahun 2020 merupakan tahun terberat dalam perekonomian Indonesia. dampak pandemi benar-benar membuat tekor ekonomi karena PDB mencatat pertumbuhan negatif pertama kalinya selama lebih dari dua dekade.

Memasuki tahun 2021, Indonesia sudah terlihat berada di jalur pemulihan yang benar meski ketidakpastian masih terus membayang. Tingkat inflasi masih rendah, menandakan permintaan agregat yang masih lemah.

“Kondisi ini memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga guna mendorong permintaan dan menstabilkan harga agar tidak terus turun,” kata Riefky.

Di sisi lain, secara mengejutkan, kondisi eksternal menunjukkan secercah harapan dengan berlanjutnya aliran masuk portofolio, berlanjutnya surplus perdagangan bulanan, dan cadangan devisa yang tambun sehingga memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kami yakin opsi untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut lebih baik daripada menahanan-nya dengan harapan implikasi dari kebijakan ini bisa mendorong kegiatan ekonomi lebih cepat dibandingkan menghadapi penundaan dalam pemulihan ekonomi,” tandas Riefky.

Selanjutnya: Suku bunga berpotensi turun, rupiah melemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×