kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Lobi-lobi politik jelang Pemilu 2019


Jumat, 28 Juli 2017 / 06:36 WIB


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Dua tahun menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden, konstelasi politik di dalam negeri menghangat. Partai politik mulai bermanuver dengan melakukan lobi-lobi partai lain demi memuluskan jalan menuju pertarungan politik 2019. Akibatnya peta politik jelang pemilu makin dinamis.

Enam partai pengusung pemerintahan saat ini diperkirakan bakal mendukung Presiden Joko Widodo sebagai petahana untuk maju dalam pemilihan presiden 2019. Sedangkan partai politik di luar koalisi kini masih harus menimang-nimang untuk menentukan calon yang akan diusung sebagai lawan petahana.

Tak heran bila partai politik kini semakin gencar menjalin komunikasi dengan sesama parpol. Salah satunya yang dilakukan petinggi dua partai besar yang akan bertarung dalam Pemilu 2019 yakni Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan menggelar pertemuan di Cikeas, Jawa Barat pada Kamis (27/7) malam.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, pertemuan antara petinggi Demokrat dan Gerindra ini merupakan ajang silaturahmi. Apalagi menurutnya, peluang kedua partai untuk berkoalisi masih terbuka. Demokrat dan Gerindra kini tengah berproses untuk menyamakan visi dan misi. "Komunikasi ini perlu ditingkatkan, antar partai, antar pimpinan," ujarnya.

Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria bilang, pertemuan kedua partai besar itu merupakan salah satu bagian membangun komunikasi. Menurutnya, ada beberapa isu krusial yang dibahas Gerindra dan Demokrat. "Yang dibicarakan tentu politik saat ini, ekonomi ke depan dan masalah lainnya," kata Riza di Gedung Parlemen, Kamis (27/7).

Kabar yang santer beredar, dalam Pilpres 2019 Gerindra dan Demokrat akan mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono. Tapi Riza enggan berkomentar banyak. Yang pasti, kata Riza, Agus Yudhoyono sangat mungkin berpasangan dengan Prabowo dalam Pilpres 2019. "Demokrat kan pernah menjadi pemenang pemilu. Tentu Demokrat adalah partai yang harus diperhitungkan. Dan kami Gerindra akan senang apabila bisa berkoalisi dengan Demokrat," ujarnya.

Anggota DPR Fraksi Nasdem Johnny G.Plate bilang, partai koalisi pemerintah sepakat mendukung Presiden Joko Widodo maju lagi dalam Pilpres 2019. Maka partai non koalisi saat ini tergantung PAN dengan motor besarnya Partai Gerindra dan Demokrat yang sepakat membentuk satu paket, "Maka bisa dibayangkan kontestasi Pilpres 2019 akan ada dua pasang calonĀ head to head," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×