kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Likuiditas perekonomian Agustus 2019 tumbuh melambat


Senin, 30 September 2019 / 15:57 WIB
Likuiditas perekonomian Agustus 2019 tumbuh melambat
ILUSTRASI. Kantor pusat Bank Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2019 tumbuh lambat sebesar 7,3% (yoy) atau tercatat sebesar Rp 5.933 triliun. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Juli 2019 yang sebesar 7,8% (yoy).

"Perlambatan M2 ini dipengaruhi oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi," tulis Bank Indonesia (BI) dalam rilis tentang Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memengaruhi, Senin (30/9).

Kondisi M1 pada Agustus 2019 tumbuh melambat dari 7,4% (yoy) menjadi 6,6% (yoy) baik itu pada uang kartal maupun giro rupiah. Uang kuasi juga melambat dari 8,0% (yoy) menjadi 7,4% (yoy) pada bulan ini yang disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan tabungan dan simpanan berjangka dan giro valuta asing (valas).

Baca Juga: BJBR Sudah Terbitkan Seluruh Penawaran Umum Berkelanjutan I (PUB I)

Pertumbuhan lambat likuiditas perekonomian juga dipengaruhi oleh aktiva dalam negeri bersih yang mengalami kontraksi dengan pertumbuhan sebesar 8,9% (yoy) pada bulan Agustus 2019. Sementara pada bulan sebelumnya berhasil mencapai 10,1% (yoy).

Perlambatan aktiva dalam negeri bersih ini disebabkan oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang lemah, yaitu di level 8,6% (yoy) pada Agustus, dengan sebelumnya pada bulan Juli 2019 mencapai 9,7% (yoy).

Tagihan bersih pada pemerintah pusat juga terkontraksi sebesar 2,5% (yoy) meski tidak sedalam bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Juli 2019. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat, terutama pada instrumen obligasi negara.

Baca Juga: Tertinggi 7%, ini bunga deposito bank pasca BI dan LPS pangkas suku bunga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×