kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lahan Gunung Rinjani Terbakar


Senin, 17 Juni 2024 / 19:25 WIB
Lahan Gunung Rinjani Terbakar
ILUSTRASI. Siluet puncak Gunung Rinjani terlihat jelas saat matahari terbit dari Kota Mataram, NTB, Sabtu (14/8/2021). Gunung Rinjani yang terletak di bagian utara Pulau Lombok merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3,726 mdpl dan menjadi salah satu tempat wisata pegunungan favorit di NTB. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.


Reporter: kompas.com | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - MATARAM. Kebakaran lahan terjadi di kawasan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (16/6/2024) sore.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Nusa Tenggara Barat menerjunkan petugas untuk memadamkan kebakaran.

"Tim dari Resort Aik Berik pagi ini (Senin, 17 Juni 2024) persiapan menuju lokasi titik api atau lokasi kebakaran," ungkap Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR Budi Soesmardi, Senin (17/6/2024),seperti dikutip dari Antara.

Menurut Budi, titik api dan kepulan asap terlihat dari Danau Segara Anakan pada Minggu (16/6/2024) sore. Namun petugas belum dapat memastikan penyebab kebakaran tersebut. Kebakaran di Lereng Merbabu Padam, Pengungsi Dipulangkan Artikel Kompas.id "Lokasinya diperkirakan di jalur pendakian Aik Berik Lombok Tengah," katanya.

Baca Juga: Gunung Berstatus Siaga Bertambah, Ini Status Terbaru Gunung Api di Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan, delapan daerah di NTB berisiko mengalami kekeringan meteorologis. Menurut Prakirawan BMKG Srasiun Klimatologi NTB Anggitya Pratiwi mengungkapkan, risiko daerah level siaga kekeringan yakni di Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Lombok Barat.

Kemudian Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Warga juga diminta menggunakan air secara bijaksana. "Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan guna mengantisipasi kekurangan air, kebakaran hutan, khususnya di wilayah yang terjadi kekeringan," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lahan di Gunung Rinjani Terbakar",
 

Selanjutnya: Saham Perbankan Masih Merah, Ini Penyebabnya

Menarik Dibaca: Begini Cara Mengenal Gejala DBD dan Pencegahannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×