Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal terhadap ekspor nasional masih mini dan perlu ditingkatkan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyatakan bahwa kontribusi UMKM dalam negeri terhadap ekspor baru mencapai 15%, angka yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Baca Juga: Terendah di 2024, Penyaluran Kredit UMKM Per Juni 2024 hanya Tumbuh 6,7%
Perbandingan dengan Negara Tetangga
Arsjad Rasjid mengungkapkan bahwa hanya 15% UMKM Indonesia yang menembus pasar ekspor.
"Angka ini jauh dibanding nilai ekspor tetangga di ASEAN seperti di Malaysia yang mencapai 17,3% dan Thailand 28,7%," ujar Arsjad dalam agenda Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia di JCC Senayan pada Senin, 22 Juli.
Potensi dan Tantangan UMKM Lokal
Arsjad menilai masih banyak potensi yang perlu dikembangkan dari UMKM lokal. UMKM berperan sebagai tulang punggung ekonomi nasional yang menyerap 90% tenaga kerja.
Namun, ada beberapa kendala yang membuat UMKM belum mampu menembus pasar global, seperti sulitnya mencari jasa ekspor yang kredibel, kesulitan mencari informasi mitra negara tujuan, dan akses ekspor yang terbatas.
Baca Juga: Kemenperin Ajak Industri Kecil Maksimalkan Potensi Belanja Pemerintah dan BUMN
Program KADIN untuk Meningkatkan Ekspor UMKM
KADIN telah menyiapkan berbagai program untuk membantu UMKM lokal naik kelas, termasuk sertifikasi, pelatihan, dan menyediakan pusat informasi resmi tentang kebutuhan ekspor impor bagi UMKM.
"Melalui KADIN, ada 50 program. Untuk yang sertifikasi, lebih dari 200 UMKM telah mendapatkan pelatihan sertifikasi ekspor," jelas Arsjad.
Arsjad menekankan bahwa sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, peran UMKM sangat krusial dalam mewujudkan Indonesia Emas 2024.
apalagi, presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8% pada periode 2025-2029.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News