kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

KLHK Gelar Festival Lingkungan, Le Minerale Dorong Wujudkan Ekonomi Sirkular


Senin, 18 September 2023 / 21:38 WIB
KLHK Gelar Festival Lingkungan, Le Minerale Dorong Wujudkan Ekonomi Sirkular
ILUSTRASI. Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang berlokasi di Indonesia Arena, Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (16/9) lalu.

Salah satu isu utama yang ingin diangkat oleh KLHK melalui penyelenggaraan Festival LIKE yakni bagaimana mewujudkan praktik pengelolaan sampah berkelanjutan yang mendatangkan manfaat ekonomi dan sosial yang mensejahterakan melalui penerapan circular economy dalam pengelolaan sampah kemasan.

Untuk itulah KLHK mengajak beberapa produsen dan mitra-mitra koleksi dan daur ulang untuk berkomitmen dalam mewujudkan penerapan circular economy yang terintegrasi dan komprehensif.

Baca Juga: Harap-Harap Cemas Menanti Bursa Karbon

Bersamaan dengan momentum Festival LIKE, sebagai wujud nyata atas komitmen dan sinergi dengan pemerintah, Le Minerale sebagai produsen Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) bersama PT Prevented Ocean Plastic Indonesia (PT POPI) selaku mitra koleksi sampah plastik PET dan PT Bumi Indus Padma Jaya (PT BIPJ) sebagai pabrik daur ulang Le Minerale yang memproduksi food grade recycle PET menyambut baik kolaborasi yang diinisiasi KLHK tersebut.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Piagam Kerjasama ‘Kemitraan Pengumpul dan Daur Ulang Sampah Kemasan dalam Rangka Pemenuhan Bahan Baku Industri Daur Ulang Plastik’ antara ketiga perusahaan disaksikan oleh KLHK.

Dalam dialog pada rangkaian acara yang sama, Sustainability Director Le Minerale, Ronald Atmadja, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkomitmen dalam Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) sehingga semakin gencarnya kolaborasi dan sinergi di antara pelaku industri daur ulang sampah plastik akan menjadikan proses pengumpulan dan penyalurannya lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: Dukung Ekonomi Sirkular pada Industri Oleokimia, ITB Lakukan Uji Hampar Bioaspal

“Kita mendorong peningkatan collection rate untuk membuat collector efficient dan bersaing di industri daur ulang, menyediakan recycle point di berbagai lokasi, dan terus mengedukasi masyarakat untuk bijak mengelola plastik,” katanya.

Ronald menambahkan, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk digital aplikasi untuk meningkatkan collection rate dari pengumpulan sampah plastik daur ulang.

“Kita percaya kalau demand ada, collection rate meningkat. Jadi pilah sampah dari rumah menjadi kunci. Kita juga mencoba mengedukasi secara simpel apa yang mereka lakukan di rumah,” kata Ronald.

Ronald menambahkan, guna mewujudkan circular economy tersebut, dibutuhkan ekosistem yang baik dan kuat melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, produsen, sektor informal, waste collector, waste recycler, dan industri pengemasan.

Selain itu, Le Minerale juga sudah bersinergi dengan pemerintah, salah satunya dengan membuat pabrik recycle plastik food grade.

Dirinya berharap pemerintah memberikan insentif kepada industri yang melakukan itu. “Harapannya ada insentif untuk produsen dan penggiat industri baru agar bisa membuat recycle produk sesuai kebutuhan untuk jangka panjang,” tutup Ronald.

Baca Juga: KLHK Soroti Pengelolaan Sampah Elektronik oleh Masyarakat

Sementara itu, menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati,SH., MSD., bisnis berkelanjutan pada prinsipnya adalah menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup.

Bisnis berkelanjutan merupakan jawaban konkret menghadapi triple-crisis yang kita hadapi saat ini, yaitu perubahan iklim, biodiversity loss, dan polusi, termasuk polusi plastik.

Dalam keterkaitannya dengan hal ini, pihaknya pun selalu meminta para asosiasi agar senantiasa membantu bank sampah ketika ada satu daerah yang kekurangan offtaker.

"Kita ingin mendorong ekosistem itu meskipun tidak mudah. Ketika ada daerah yang kekurangan offtaker biasanya mereka mau membantu," kata Rosa Vivien di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (16/9/2023).

Ia melanjutkan bahwa dalam proses ini pihaknya banyak melakukan pendekatan dan komunikasi yang komprehensif dengan produsen semata-mata untuk menyatukan visi misi,

“Kami selalu mengupayakan agar rantai pasokan selalu terjaga karena akan berdampak pada collection rate. Dan yang juga perlu dilakukan adalah dengan konsisten mengedukasi masyarakat akan pentingnya memilah sampah dari rumah. Kita perlu memastikan rantai pasokan daur ulang ini terjaga prosesnya, berjalan dari hulu ke hilir.”

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi acara yang digelar, karena dengan acara tersebut terkoneksi semua stakeholder.

"Tentunya akan menjadi kemudahan perjumpaan bank sampah recycle dan produsen akan menimbulkan kesadaran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×