kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ketidakhadiran kubu BPN disidang Ratna Sarumpaet dinilai upaya cuci tangan


Kamis, 28 Februari 2019 / 15:51 WIB
Ketidakhadiran kubu BPN disidang Ratna Sarumpaet dinilai upaya cuci tangan


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sidang perdana kasus Ratna Sarumpaet digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (28/2) dinilai berdampak pada kondisi perpolitikan dalam negeri yang tengah menghangat saat ini. Namun ketidakhadiran kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dinilai sebagai upaya cuci tangan.

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ridlwan Habib menilai sidang Ratna Sarumpaet sangat penting bagi masyarakat. "Kasus Ratna adalah hoaks paling menggegerkan Indonesia yang hampir saja membuat rakyat Indonesia terpecah belah. Untung saja polisi bergerak cepat,"ujarnya di Jakarta, Kamis (28/2).

Ridlwan mengkritik ketidakhadiran pimpinan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dalam sidang perdana kasus Ratna ini. Padahal, calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto sempat menggelar jumpa pers terkait kasus ini pada Oktober lalu dan menanggapnya Ratana sebagai korban kekerasan.

"Bagi Ratna tentu sakit hati rasanya ya, dimanfaatkan lalu dilupakan bahkan dibiarkan menghadapi kasusnya sendirian, itu pasti menyakitkan hati, " ujarnya.

Ridlwan menduga tidak hadirnya BPN dalam sidang Ratna karena kubu Prabowo tidak mau mendapat efek negatif dari kasus hoaks itu. Namun, Ridlwan mengingatkan bahwa sebelum terungkap, kasus Ratna yang dikabarkan dipukuli orang itu dimanfaatkan untuk menciptakan suasana marah terhadap pemerintah.

"Ada jumpa pers resmi dari kubu BPN saat itu, para pimpinannya juga bicara di media. Sekarang setelah Ratna disidangkan, mereka tiarap dan tidak mau membela Ratna," ujar Ridlwan.

Alumni S2 Intelijen UI itu menilai strategi lepas tangan BPN tidak akan bisa melepaskan stigma Ratna Sarumpaet sebagai pendukung Prabowo. "Apalagi di persidangan Ratna membuat salam pistol 2 jari yang khas dan jelas jelas ciri pendukung Prabowo, masyarakat sudah percaya bahwa Ratna Sarumpaet adalah pendukung militan Prabowo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×