kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Kepala BIN harus bisa kuasai dunia siber


Kamis, 11 Juni 2015 / 09:10 WIB
Kepala BIN harus bisa kuasai dunia siber
ILUSTRASI. Gelaran Japan Mobility Show


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SOLO. Pengamat politik Boni Hargens menilai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ke depan perlu menguasai pengetahuan dunia siber untuk mengantisipasi serangan-serangan nonkonvensional.

"Intelijen kita bukan hanya bagaimana bereaksi terhadap isu berkembang, tapi terhadap perang nonkonvensional yang berbasis teknologi cyber," ujar Boni Hargens dijumpai seusai menghadiri acara temu relawan di kediaman Presiden RI Jokowi di Solo, Rabu (10/6/2015) malam.

Boni mengaku telah mendengar kabar pengajuan nama Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN oleh Presiden Jokowi.

Menurutnya, Sutiyoso yang kini merupakan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), merupakan jenderal dari masa lalu yang harus diakui belum terbiasa menguasai teknologi-teknologi dalam dunia intelijen.

Sehingga, dia mengusulkan agar ada penguatan di level birokrasi dalam BIN itu sendiri. Diperlukan tenaga muda yang menguasai dunia cyber.

"Karena sekarang kita bicara soal pemberantasan mafia pajak, migas dan lain-lain yang menguasai data transaksi keuangan kita itu negara lain, ya Singapura, Australia, Selandia Baru dan sebagainya," ujar Boni.

Dia menekankan agar intelijen negara harus bisa memahami tantangan itu sehingga Indonesia tidak perlu lagi menerima tekanan dari negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×