kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan TDL ditunda, inflasi turun 0,2% - 0,5%


Minggu, 18 Maret 2012 / 20:05 WIB
Kenaikan TDL ditunda, inflasi turun 0,2% - 0,5%
ILUSTRASI. Minimial iPhone 5, berikut daftar iPhone yang bisa gunakan WhatsApp versi terbaru


Reporter: Herlina KD | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Meski penundaan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) menyebabkan subsidi membengkak, tapi di sisi lain penundaan kenaikan TDL ini akan menggiring inflasi lebih rendah dari asumsi sebelumnya. Hanya saja, penurunan inflasi akibat penundaan kenaikan TDL tidak akan signifikan, yaitu diperkirakan hanya berkisar 0,2% - 0,5%.

Catatan saja, dalam RAPBNP 2012, pemerintah mengusulkan asumsi inflasi sebesar 7%. Target inflasi ini sudah memperhitungkan dampak kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter dan kenaikan TDL 10%. Nah, jika kenaikan TDL ditunda, maka bisa jadi inflasi akan lebih rendah dari 7%.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexader Sugandi menuturkan, berdasarkan hitungannya, tahun ini inflasi sebesar 6,5%. Hitungan ini memasukkan kenaikan TDL sebesar 10%. Dengan penundaan kenaikan TDL, maka inflasi bisa lebih rendah dari 6,5%. "Hanya saja, penurunan inflasi tidak akan terlalu besar, sebab dampak kenaikan inflasi akibat kenaikan TDL hanya sekitar 0,2% - 0,3%," jelasnya Minggu (18/3).

Senada, Direktur Eksekutif INDEF Ahmad Erani Yustika menilai, penundaan kenaikan TDL tidak akan berdampak besar pada penurunan inflasi tahun ini. Alasannya, kenaikan inflasi karena listrik dampaknya tidak sebesar kenaikan harga BBM. "Kalau harga BBM, dampaknya akan berlangsung selama dua putaran," ujarnya.

Menurut Erani, dampak penundaan kenaikan TDL sebesar 10% hanya akan mengurangi inflasi maksimal 0,5%. Erani bilang, INDEF memperkirakan inflasi tahun ini sekitar 7,5% - 8% akibat kenaikan harga BBM dan TDL. Nah, kalau TDL batal naik, maka Erani bilang, inflasi akan ada di kisaran 7% - 7,75%.

Sementara itu, dalam pembahasan asumsi makro di badan anggaran DPR, belum disepakati asumsi makro untuk inflasi. Pasalnya, DPR masih menunggu pembahasan mengenai kebijakan kenaikan harga BBM di komisi VII (komisi bidang energi).

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, menurut hitungan pemerintah, jika tidak memperhitungkan kenaikan harga BBM, maka inflasi tahunan akan ada di kisaran 5,3%.

Nah, kalau kenaikan TDL ditunda, Bambang bilang, laju inflasi akan berkurang 0,2% dari asumsi RAPBNP yang sebesar 7%. Artinya, menurut asumsi pemerintah, tanpa kenaikan TDL, inflasi akan ada di kisaran 6,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×