Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat diperkirakan tak akan berfokus lagi pada permasalahan pandemi Covid-19, tetapi bergeser ke inflasi.
Head of Research DBS Group Maynard Arif mengatakan, berdasarkan survei DBS Bank, masyarakat kalangan atas memilih untuk mengurangi kuantitas belanja karena perhatian mereka terhadap inflasi. Namun, masyarakat kalangan bawah cenderung memilih untuk mencari barang alternatif yang lebih murah.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal sepakat dengan penjelasan dari peneliti DBS Group bahwa memang ada kecenderungan pelemahan konsumsi masyarakat sejalan dengan peningkatan inflasi.
Baca Juga: Ekonomi Vietnam Melemah pada Kuartal I, Terseret Loyonya Kinerja Ekspor
Dia menjelaskan dampak itu sangat terasa sejak kuartal IV tahun 2022. Seperti diketahui, pada September 2022, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan berdampak ke inflasi lebih tinggi lagi meskipun sebelumnya inflasi sudah terbilang tinggi.
"Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM, maka otomatis akan menggerus daya beli dan konsumsi masyarakat, terutama kalangan bawah yang memang pada dasarnya dari sisi income pemulihannya juga masih relatif lambat dibandingkan dengan kalangan atas," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Selasa (29/3).
Faisal berpendapat income yang belum pulih sepenuhnya akibat efek pandemi Covid-19 kemudian dihantam dengan inflasi, tentu saja akan membuat masyarakat kalangan bawah membatasi atau lebih mengurangi pengeluaran dari sisi konsumsi.
Namun, dia menerangkan untuk kalangan atas bukan berarti tidak kebal terhadap inflasi.
Baca Juga: Ini Tanggapan Pengusaha Terkait Putusan MA Tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023
Menurutnya, ada sebagian dari kalangan menengah yang juga harus mengurangi kuantitas belanjanya karena dampak inflasi.
Dengan demikian, Faisal memperkirakan hal itu akan memengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal pertama 2023 dan juga akan tetap relatif tertekan dengan tingkat pertumbuhan yang masih di bawah kondisi prapandemi Covid-19.
"Saya memperkirakan pada kuartal I 2023 tidak terlalu jauh berbeda dengan kuartal 4 2022 yang hanya konstelasi sekitar 4,5%. Nah, jadi jelas di bawah kondisi sebelum pandemi Covid-19 sebesar 5%," kata dia.
Faisal memprediksi pada kuartal I 2023 angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih di level 4% atau mungkin lebih rendah dibandingkan kuartal 4 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News