Reporter: Irma Yani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah harus benar-benar serius menekan laju inflasi agar tidak bergerak terlalu tinggi. Pasalnya, setiap 1% inflasi dapat mendorong garis kemiskinan naik 0,2%.
Hal itu diungkapkan oleh Ekonom LIPI Latief Adam, kemarin (19/2). Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa segera mengantisipasi hal tersebut, dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang diyakini ampuh menekan laju inflasi.
Namun, jika melihat tekanan inflasi yang cukup tinggi, Latief menilai sulit untuk pemerintah mencapai target inflasi tahun ini yang dipatok 11,5%-12,5%, atau lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 13,3%. Terlebih, menurutnya, program-program pengentasan kemiskinan yang digalakkan pemerintah kurang optimal menekan angka kemiskinan.
"Kalau melihat tren dari tahun 2000-2010, maksimal penurunannya hanya 0,58%. Jadi kalau dihitung dari tahun lalu 13,3% dikurangi 0,58% ya akan berkisar disitu (12,75%). Itu paling optimal," hitungnya.
Menurutnya, pekerjaan pemerintah rumah (PR) saat ini adalah mendorong pertumbuhan di sektor industri dan pertanian yang diyakini cukup ampuh menekan kemiskinan. "Ketika sektor pertanian tumbuh 1% berpotensi mengurangi kemiskinan sebesar 0,027%. Sementara jika sektor industri tumbuh 1%, berpotensi mengurangi kemiskinan sebesar 0,034%," terangnya.
Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik BPS Kecuk Suhariyanto, pun sependapat. Ia mengatakan, naiknya inflasi sebesar 1% bisa meningkatkan jumlah angka kemiskinan 0,8%. "Pergerakan golongan masyarakat hampir miskin menuju masyarakat miskin sangat rentan terjadi. Pergerakannya, sekitar 0,8%-1,2% dari inflasi. Jadi kalau ada prediksi lembaga internasional kalau kenaikan harga pangan bisa membuat jumlah penduduk hampir miskin menjadi miskin itu betul. Ini yang harus jadi perhatian," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News