Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar US$ 130,5 miliar. Posisi cadev ini naik US$ 2,6 miliar dibanding April lalu yang tercatat sebesar US$ 127,9 miliar.
Cadev Indonesia mulai menanjak mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah. Cadev sempat mencatatkan nilai terbesar sebesar US$ 131,98 miliar pada Januari 2018 lalu dan sebesar US$ 131,7 miliar pada Januari 2020 lalu.
Baca Juga: Cadev akhir Mei mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah
Meski demikian, "Peningkatan cadangan devisa Mei 2020 terutama dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko, Senin (8/6). Selain itu, cadev naik juga dipengaruhi penempatan valuta asing oleh perbankan di BI.
Sayangnya, kenaikan cadev belum mendongkrak nilai tukar rupiah kembali. Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah mencatatkan pelemahan 7,5 poin atau 0,05% dibanding penutupan sebelumnya ke level 13.885 per dollar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Rupiah ke bawah level Rp 14.000 per dolar AS, Gubernur BI: Masih bisa menguat lagi
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,48% ke level 5.070. Pelaku pasar asing tercatat beli bersih alias net buy sebesar Rp 78,9 miliar.
BI menyebut, posisi cadev ini setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, sehingga berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya optimistis, nilai tukar rupiah bakal menguat lagi tahun ini. Sebab, ia menilai level rupiah saat ini masih undevalued.
Di sisi lain, inflasi juga masih terjaga rendah, selisih bunga dalam dan luar negeri alias interest rate differential masih tinggi, dan premi risiko yang ditujukan dari credit default swap (CDS) masih berpotensi menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News