kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian PU siapkan tenaga ahli tersertifikasi


Jumat, 23 Januari 2015 / 10:04 WIB
Kementerian PU siapkan tenaga ahli tersertifikasi
ILUSTRASI. Gastroparesis merupkaan kondisi medis di mana pergerakan makanan dari lambung ke usus kecil melambat atau bahkan berhenti sama sekali.


Reporter: Nur Imam Mohammad | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai berlaku akhir tahun ini mengharuskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) bersiap. Kini, Kementerian PU-PR tengah berfokus meningkatkan sertifikasi tenaga ahli yang terampil dan menyiapkan kontraktor serta konsultan yang mampu mengerjakan proyek dalam waktu singkat.

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU-PR Hediyanto Husaini mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah siap menghadapi MEA di bidang konstruksi. Hanya saja, "masih ada masalah di sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi. Soal kemampuan membangun sudah ada, kualifikasi sudah ada, tapi standar ASEAN belum dimiliki," kata Hediyanto, Kamis kemarin (22/1).

Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian PU-PR Masrianto menambahkan, saat ini jumlah tenaga kerja di bidang konstruksi mencapai 6,9 juta orang. Perinciannya, 620.000 orang tenaga ahli, 1,8 juta tenaga terampil, dan sisanya tenaga non terampil. Dari jumlah itu, baru sekitar 400.000 tenaga kerja yang tersertifikasi.

Minimnya tenaga kerja yang tersertifikasi ini lantaran keterbatasan kemampuan Kementerian PU-PR untuk melakukan sertifikasi. Kemampuan Kementerian PU-PR dalam menyertifikasi hanya 20.000 orang per tahun. "Tapi, dalam lima tahun mendatang kami targetkan 750.000 orang tersertifikasi," jelas Masrianto.

Hediyanto bilang, ada standar khusus yang harus dimiliki oleh tenaga konstruksi untuk menghadapi MEA. Pasalnya, saat ini Indonesia sudah menandatangani ASEAN Mutual Recognation Arrangement (MRA) yang memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan standar kompetensi serta kualifikasi untuk engineer dan arsitek. Dengan kerjasama ini, semua tenaga ahli akan disertifikasi bersama dengan standar yang sama antara negara-negara ASEAN.

Saat ini, di Indonesia baru ada 290 engineer yang tersertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan 53 orang tenaga arsitek bersertifikat ASEAN Architect (AA). “Kita harus mempercepat proses kualifikasi sesuai dengan standar yang diwajibkan dalam persyaratan regional ASEAN,” ungkapnya.

Hediyanto berharap jumlah tenaga ahli yang tersertifikasi ASEAN terus meningkat. "Kami targetkan meningkat jadi 5.000 orang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×