Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Xinyi Glass Holdings Limited (Xinyi Group) tentang Kerja Sama Investasi, yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Chengdu pada Jumat (28/7) waktu setempat.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Investasi ke fasilitas produksi Xinyi Group di Wuhu, Tiongkok pada tanggal 19 Juli 2023 lalu.
Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangka membantu dan mendukung rencana investasi Xinyi Group senilai US$ 11,6 miliar yang meliputi pengembangan ekosistem rantai pasok industri kaca dan industri kaca panel surya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Menteri Investasi menegaskan bahwa investasi Xinyi Group ini merupakan bukti tingginya kepercayaan investor kepada Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Xinyi Group merupakan perusahaan pemain kaca terbesar di dunia.
Baca Juga: RI Gandeng Perusahaan Kaca Asal China untuk Hilirisasi Industri Kaca
“Investasi ini untuk membangun kaca dan solar panel, serta akan memakai tenaga kerja Indonesia sekitar 35 ribu orang. Arahan Bapak Presiden agar segera eksekusi dan menjalankan percepatan agar proses hilirisasi terjadi,” kata Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/7).
Rencana investasi di Batam merupakan proyek kedua di Indonesia. Sebelumnya, Xinyi Group melakukan investasi tahap pertama untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar di Kawasan JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) di Gresik tahun lalu sebesar USD700 juta. Produksinya diperkirakan terlaksana di pertengahan tahun depan.
“Ini (fasilitas di Batam) akan menjadi pabrik terbesar kedua di dunia setelah China. Kalau kita sudah berhasil membangun sistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kita dorong ke pasir kuarsa. Output produknya hampir 95% untuk ekspor, karena pasarnya adalah luar negeri,” jelas Bahlil.
CEO Xinyi Group Lee Yin Yee menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuka kesempatan berkolaborasi untuk pengembangan industri panel surya mereka. Ia berharap kerja sama yang akan dilaksanakan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia khususnya kementerian terkait yang telah membantu kami mengimplementasikan investasi ini. Sebelumnya Xinyi Group telah berinvestasi di Gresik. Kali ini kami berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan industri fotovoltaik atau panel surya di Pulau Rempang dan akan menjadi area industri fotovoltaik komprehensif terbesar di dunia,” ucap Yin Yee.
Baca Juga: AESI: Sebanyak 6 Investor China dan AS Melirik Industri Panel Surya di Tanah Air
Xinyi Glass Holdings Limited merupakan anak perusahaan dari Xinyi Group. Investasi lanjutan dengan total nilai sekitar US$ 11,6 Miliar di Pulau Rempang ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 35 ribu tenaga kerja. Investasi ini akan berfokus pada pengembangan ekosistem hilirisasi industri kaca panel surya terintegrasi mulai dari pengolahan pasir silika hingga ke pembuatan kaca panel surya dan polisilikon.
Dalam kegiatan pertemuan dan penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut, dilaksanakan juga penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Xinyi Group dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) dalam hal penyiapan lokasi dan kebutuhan pendukung lainnya di Pulau Rempang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News