kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Investasi fasilitasi kerja sama PT KAI dengan Pertamina-Rosneft


Selasa, 31 Agustus 2021 / 15:49 WIB
 Kementerian Investasi fasilitasi kerja sama PT KAI dengan Pertamina-Rosneft
Kementerian Investasi fasilitasi kerjasama PT KAI dengan Pertamina-Rosneft.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berhasil memfasilitasi kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) terkait rencana kajian bersama penyediaan jasa angkutan kereta api untuk mengangkut komoditas hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa.  

Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani langsung oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Jeffrie N. Korompis dan Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya dengan disaksikan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi di Kantor Kementerian Investasi/BKPM Senin, (30/8).

Pada kesempatan tersebut, Imam menyambut baik atas dimulainya kerja sama antara PT KAI dan PT PRPP. Imam menyampaikan bahwa Kementerian Investasi/BKPM akan berkomitmen penuh dalam melakukan pengawalan dan fasilitasi investasi terkait Proyek Strategi Nasional (PSN) Pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban ini. 

“Proyek GRR (Grass Root Refinery) Tuban merupakan PSN yang menjadi salah satu proyek yang ditunggu-tunggu Bapak Presiden RI Jokowi. Proyek ini yang luar biasa sangat strategis, karena merupakan proyek “green field”. Mungkin 5 tahun terakhir kita sering mendengar arahan Presiden untuk peningkatan lifting minyak dan kemandirian industri petrokimia. Demand semakin tinggi, sedangkan supply turun. Akhirnya kita menjadi net importer,” ucap Imam dalam sambutannya, Senin (30/8).

Baca Juga: Tingkatkan kapabilitas Kilang Balongan, Pertamina remajakan peralatan unit RCC

Imam menambahkan bahwa Proyek Strategis Nasional Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban yang dibangun oleh joint venture perusahaan Rosneft, Rusia dengan PT Pertamina dengan nilai investasi mencapai US$ 12 miliar atau lebih kurang Rp 221 triliun, tidak dapat beroperasi tanpa adanya sejumlah dukungan pemerintah, termasuk penyediaan infrastruktur jalan tol dan jalur kereta api.

"Arahan Menteri Investasi kepada saya sebagai Deputi Dalak sangat jelas, bantu maksimal secara pro aktif investasi strategis dan bernilai tambah tinggi agar terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan di daerah,” imbuh Imam.

Untuk itu, sejak awal tahun 2020 telah dilakukan serangkaian kegiatan pengawalan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh PT PRPP, khususnya terkait pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur transportasi. Direncanakan ada 2 (dua) moda angkutan untuk melayani distribusi hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban, yaitu angkutan jalan tol dan kereta api.

Jeffrie N. Korompis selaku Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI  menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Investasi/BKPM atas terlaksananya kerja sama ini. Jeffrie berharap kerja sama dengan PT PRPP ini dapat memberikan nilai tambah dan berjalan dengan baik.

“Kerja sama ini merupakan motivasi yang luar biasa dalam mendorong investasi infrastruktur, terutama dalam rangka mendorong efisiensi logistik nasional. Harapan kami ini bukan hanya tanda tangan, namun harus kita tindak lanjuti,” ucap Jeffrie.

Baca Juga: Pertamina buka peluang kemitraan untuk dorong transisi energi ke EBT

Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan awal yang baik dengan dukungan penuh dari Kementerian Investasi/BKPM.

“Harapan kami dengan kerja sama ini tentunya menguntungkan kedua belah pihak. Kami lancar produksi dan pemasarannya, dan PT KAI juga bisa mengangkut ini dengan lancar,” ujar Kadek.

Dalam implementasinya, kajian bersama ini berlaku selama 1 (satu) tahun yang meliputi kajian pengembangan jasa angkutan kereta api yang akan mengangkut hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa, seperti Banten dan Jawa Timur, termasuk kajian identifikasi potensi permintaan serta kajian fisik pengembangan jalur lintasan sejauh 43 km yang menghubungkan lokasi proyek dengan jalur utama kereta api Pulau Jawa bagian utara,  melalui wilayah Tuban dan Babat. Sebagian besar lintasan ini merupakan jalur reaktifasi, yang sebelumnya pernah digunakan. 

Jalur kereta api ini nantinya juga diharapkan dapat melayani kebutuhan pergerakan masyarakat di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya. Oleh karena itu, selain berfungsi sebagai angkutan barang, jalur kereta api ini juga diperuntukkan bagi angkutan penumpang. Sejumlah fasilitas stasiun akan dibangun untuk mendukung mendukung operasional jalur kereta api ini.  

Mempertimbangkan potensi realisasi investasi serta dampak ekonomi yang sangat besar, maka Kementerian Investasi/BKPM akan terus melakukan pengawalan dan fasilitasi terhadap proyek ini hingga nantinya dapat beroperasi optimal mendukung  pergerakan barang hasil produksi proyek kilang minyak dan petrokimia Tuban. Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026.

Selanjutnya: Lanjutkan proyek GRR Tuban, Pertamina Rosneft memulai proses desain rinci

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×