Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera) tahun depan minta tambahan anggaran sebesar Rp 15,69 triliun. Padahal dalam pagu indikatif di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014, Kempera hanya mendapat jatah sebesar Rp 4,26 triliun.
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menyebut angka di pagu indikatif jauh dari kebutuhan bujet Kempera yang ia klaim mencapai Rp 19,96 triliun. Djan menyebut tambahan anggaran tahun depan akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek besar seperti pembangunan perumahan di Indonesia Timur. "Kami mau konsentrasi membangun rumah di Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur," jelasnya Rabu (19/6).
Kempera juga ingin fokus pada pembangunan permukiman masyarakat di sekitar Waduk Jatigede Jawa Barat dan Sungai Ciliwung. Selain itu pembangunan rumah susun di sekitar sungai Ciliwung, juga menjadi target. Kempera sudah menyiapkan lahan di Pasar Rumput dan Pasar Minggu. Bahkan Detail Engineering Design (DED) rusun Ciliwung telah rampung dan tinggal menunggu alokasi anggaran di 2014 nanti.
Persetujuan diperlukan untuk mengembalikan insentif yang pernah diberikan Mantan Gubernur DKI Sutiyoso tentang ketinggian dan Koefisien Luas Bangunan (KLB). "Sekarang tinggal menunggu persetujuan Gubernur DKI Jakarta," ujar Djan.
Selain itu, tambahan anggaran akan digunakan untuk pembangunan 1.000 tower yang merupakan saran dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Program ini yang ingin kami selesaikan," tambah Djan.
Kempera mulai menyiapkan lahan guna merealisasikan pembangunan tersebut. Lahan yang akan digunakan adalah milik negara yang selama ini belum digunakan.
Tahun depan Djan juga ingin Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bisa terealisasi 200.000.
Tapi melihat target pembangunan yang begitu banyak padahal belum tersedia anggaran dan lahan, rasanya mustahil semua bisa tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News